Pemerintah Indonesia melalui Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam (Ditjen Bimas Islam) Kementerian Agama (Kemenag) telah menetapkan bahwa awal Ramadan 1446 Hijriah jatuh pada Sabtu, 1 Maret 2025. Keputusan ini didasarkan pada Kalender Hijriah Indonesia Tahun 2025 yang dirilis oleh Ditjen Bimas Islam Kementerian Agama pada Oktober 2024. Meskipun demikian, masyarakat masih perlu menunggu hasil sidang isbat yang akan dilaksanakan pada akhir Februari 2025 untuk konfirmasi resmi.
Dalam kalender tersebut, Kemenag telah mencantumkan bahwa Ramadan akan dimulai pada 1 Maret 2025 berdasarkan metode hisab yang digunakan pemerintah. Sebagai tambahan, Muhammadiyah juga telah menetapkan awal Ramadan pada tanggal yang sama menggunakan metode hisab hakiki wujudul hilal.
Meskipun saat ini terdapat kesamaan dalam penetapan awal Ramadan, potensi perbedaan masih terbuka jika hasil sidang isbat nanti berbeda. Pemerintah dan Muhammadiyah tetap menggunakan mekanisme sidang isbat untuk memastikan penetapan awal Ramadan dengan menggabungkan metode hisab dan rukyat.
Perbedaan dalam penentuan awal Ramadan seharusnya tidak menjadi sumber perpecahan, melainkan harus dijadikan sebagai bentuk keberagaman dalam praktik keislaman. Umat Islam diharapkan tetap menjaga persatuan di tengah perbedaan dan mengedepankan sikap saling menghormati.
Ramadan adalah bulan yang penuh berkah, rahmat, dan ampunan. Apapun keputusan akhir nanti, baik yang mengikuti kalender pemerintah maupun metode hisab Muhammadiyah, umat Islam tetap harus menjunjung tinggi prinsip ukhuwah Islamiyah. Ramadan seharusnya menjadi bulan pemersatu, bukan pemecah belah. Mari sambut Ramadan dengan penuh kebersamaan dan tetap menjaga persatuan.
