Penanganan stunting di Indonesia mencapai pencapaian signifikan di Provinsi Riau, dengan angka prevalensi turun drastis dari 20,1 persen pada tahun 2024 menjadi hanya 3,29 persen pada tahun 2025. Capaian ini melebihi target penurunan yang semula ditetapkan sebesar 15 persen. Intervensi yang dilakukan sepanjang Agustus 2025 diakui sebagai kunci keberhasilan ini, menurut Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat, Yane. Riau melaksanakan penimbangan balita serentak di seluruh Puskesmas sebagai bagian dari program nasional dan hasilnya sangat positif.
Di antara 339.618 balita yang berhasil diukur, hanya 10.011 anak yang tercatat mengalami stunting. Selain itu, sebanyak 9.684 balita mengalami wasting dan 13.388 balita mengalami underweight. Program prioritas pemerintah seperti Pengukuran dan Penimbangan Balita Serentak serta pemberian Vitamin A secara massal turut berkontribusi dalam kesuksesan ini. Data hingga September 2025 menunjukkan penurunan drastis dalam indikator gizi buruk yang menandakan efektivitas strategi intervensi.
Capaian signifikan ini menggarisbawahi pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam menekan angka stunting di Riau menuju target mendekati nol. Prestasi ini tidak hanya mencatatkan pencapaian regional, tetapi juga memberikan kontribusi pada tujuan nasional. Penurunan prevalensi stunting yang tajam menunjukkan bahwa strategi kesehatan publik yang terintegrasi mampu menjawab tantangan gizi anak bangsa, serta memperkuat pesan bahwa kualitas generasi mendatang akan menentukan masa depan Indonesia.
