29 C
Jakarta
Sunday, September 21, 2025

Mitos vs Fakta tentang Epilepsi: Kenali Penyakit Ini!

Epilepsi masih sering diselimuti berbagai mitos yang keliru dan tidak berdasar. Banyak orang percaya bahwa kejang akibat epilepsi disebabkan oleh hal mistis atau bisa menular hanya dengan berinteraksi. Mitos-mitos ini bukan hanya memperkuat stigma, tetapi juga membuat penderita epilepsi merasa terasing di masyarakat. Padahal, epilepsi adalah gangguan medis yang bisa dijelaskan secara ilmiah dan dapat dikelola dengan pengobatan yang tepat. Dengan memahami fakta sebenarnya, kita bisa membantu menghapus stigma dan memberikan dukungan yang lebih baik bagi penderita epilepsi. Lalu, apa saja mitos yang masih berkembang di masyarakat dan bagaimana faktanya? berikut penjelasannya.

Pertama, tidak semua kejang menandakan epilepsi. Beberapa kondisi lain, seperti kadar gula darah rendah atau gangguan jantung, juga bisa menyebabkan kejang. Ada juga psychogenic non-epileptic seizures (PNES) yang disebabkan oleh trauma psikologis, bukan gangguan otak.

Kedua, banyak penderita epilepsi bisa bekerja dengan baik jika kejang mereka terkendali oleh pengobatan. Beberapa profesi, seperti pilot atau pengemudi kendaraan besar, memang memiliki aturan ketat. Namun, di luar itu, mereka bisa berkarier seperti orang lain.

Ketiga, ada lebih dari 40 jenis kejang. Tidak semuanya menyebabkan gerakan tubuh yang ekstrem. Beberapa kejang hanya berupa tatapan kosong atau kebingungan sesaat.

Keempat, epilepsi tidak selalu bersifat permanen. Dengan pengobatan yang tepat, sekitar 70 persen penderita bisa bebas dari kejang. Beberapa jenis epilepsi pada anak bahkan dapat hilang seiring pertumbuhan.

Kelima, epilepsi sering disalah artikan sebagai gangguan mental karena beberapa gejalanya terlihat seperti perilaku aneh atau tidak biasa. Namun, epilepsi sebenarnya adalah gangguan pada sistem saraf yang disebabkan oleh aktivitas listrik abnormal di otak.

Keenam, menahan tubuh seseorang yang kejang justru berbahaya dan dapat menyebabkan cedera. Biarkan kejang berlangsung sambil menjaga area di sekitar mereka tetap aman.

Terakhir, memasukkan benda ke mulut saat kejang mencegah lidah tergigit adalah keliru dan berbahaya. Hal tersebut bisa menyebabkan gigi patah, rahang cedera, atau tersedak.

Dengan memahami fakta yang benar, kita bisa membantu mengurangi stigma dan memberikan dukungan yang lebih baik bagi mereka yang hidup dengan epilepsi.

Source link

Related Articles

Stay Connected

0FansLike
0FollowersFollow
0SubscribersSubscribe

berita terbaru