Pada Rabu (4/12/2024), SEBI Islamic Business and Economic Research Center (SIBERC) dari Sekolah Tinggi Ekonomi Islam SEBI (STEI SEBI) bersama dengan Laznas IZI dan Inisiatif Wakaf menggelar forum Islamic Philanthropy Outlook 2025 dengan tema “Towards Harmonization of Zakat and Wakaf Management in Indonesia” di Gedung Perpustakaan Nasional, Jakarta. Ketua STEI SEBI, Sigit Pramono, dalam sambutannya menyoroti pentingnya harmonisasi pengelolaan zakat dan wakaf untuk mengatasi ketidakseimbangan dalam koordinasi lembaga pengelola. Diharapkan dengan adanya harmonisasi ini, kebijakan, prosedur, dan sistem pengelolaan zakat dan wakaf dapat disatukan lebih optimal dalam memberdayakan umat dan mengentaskan kemiskinan.
Di sisi lain, Direktur Utama LAZNAS IZI, Wildan Dewayana Rosyada, menekankan kolaborasi elemen filantropi Islam dalam menghadapi tantangan baik secara lokal, regional, maupun global. Potensi zakat dan wakaf yang besar diarahkan untuk mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) dengan penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar program filantropi Islam telah sejalan dengan SDGs. Perlu adanya sinergi dalam pengelolaan Zakat, Infak, Sedekah, Wakaf (ZISWAF) melalui pembangunan simpul koordinasi institusi, pemetaan potensi ZISWAF, serta distribusi tugas berbasis prioritas untuk mencapai hasil yang optimal.
Direktur Kajian dan Pengembangan ZIS DSKL Basznas RI, Muhammad Hasbi Zaenal, menegaskan pentingnya profesionalitas SDM dan digitalisasi dalam pengelolaan zakat modern. Sementara itu, Sekretaris BWI, Anas Nasikhin, mengajak untuk menjadikan wakaf sebagai gaya hidup masyarakat demi keberlangsungan filantropi Islam. Diskusi di forum tersebut dihadiri oleh 180 peserta dengan harapan besar agar zakat dan wakaf dapat diintegrasikan secara sinergis guna mengatasi tantangan sosial-ekonomi umat dalam membangun sistem filantropi Islam yang inklusif, modern, dan berkelanjutan.
