Bengalon, wilayah di Kutai Timur, Kalimantan Timur, mengalami longsor pada Sabtu (6/9/2025), mengganggu mobilitas dan distribusi logistik di daerah tersebut. Situasinya semakin rumit karena lokasinya berdekatan dengan wilayah tambang, menjadikan tanah sangat labil terutama saat musim hujan. Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur telah mengambil langkah cepat dengan memerintahkan Balai Besar Pengelolaan Jalan Nasional untuk berkoordinasi dengan pihak KPC guna menemukan solusi yang cepat dan efektif.
Gubernur Kalimantan Timur, H. Rudy Mas’ud, menyoroti aktivitas penambangan oleh PT Kaltim Prima Coal (KPC) sebagai faktor utama yang menyebabkan longsor berulang di daerah tersebut. KPC dianggap memiliki sumber daya dan kemampuan finansial untuk melakukan perbaikan instan pada jalan yang rusak akibat aktivitas tambangnya.
Pemerintah daerah mendorong keterlibatan nyata perusahaan tambang dalam mengatasi masalah ini, mengingat jalan poros Sangatta-Bengalon merupakan jalur strategis bagi aktivitas ekonomi dan kehidupan sehari-hari masyarakat. Sinergi antara pemerintah dan sektor swasta, khususnya perusahaan tambang seperti KPC, dipandang sebagai solusi terbaik dalam mengatasi masalah ini secara cepat dan efektif.
Dengan penanganan yang tepat, diharapkan jalan utama Sangatta-Bengalon tetap dapat digunakan sebagai jalur mobilitas masyarakat, logistik, dan perdagangan. Hal ini diharapkan dapat menjaga kelangsungan aktivitas ekonomi dan kehidupan sosial masyarakat di Kutai Timur tanpa terganggu.
