Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi sangat menekankan pentingnya pembangunan pangan nasional yang berkaitan erat dengan kebutuhan pasar. Pada acara Pembekalan dan Pelepasan Tim Ekspedisi Patriot di Jakarta, Arief menyoroti betapa vitalnya menyelaraskan potensi yang dimiliki suatu daerah dengan pasar. Ia mencontohkan keberhasilan program transmigrasi era Presiden Soeharto dalam membuka akses lahan produktif bagi masyarakat, seperti di Papua dimana transmigran mampu menyuplai kebutuhan pangan lokal dari lahan yang semula hanya dua hektare.
Dalam kesempatan tersebut, Arief juga memberikan penekanan pada pentingnya mengoptimalkan sumber pangan lokal dengan mengeutamakannya sebagai pilihan utama dalam memenuhi kebutuhan konsumsi. Bapanas juga mendorong 2.000 anggota Tim Ekspedisi Patriot untuk melakukan riset dan pemetaan ekonomi di 154 kawasan transmigrasi guna memperkuat ketahanan pangan Indonesia dari sisi produksi dalam negeri.
Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Februari 2024 menunjukkan bahwa sektor pertanian masih menjadi andalan bagi sebagian besar penduduk Indonesia. Namun, Arief memperingatkan bahwa pembangunan sistem pangan haruslah holistik mulai dari produksi hingga hilirisasi, termasuk dalam hal diversifikasi pangan untuk mengurangi ketergantungan pada beras dan minyak.
Program Makan Bergizi Gratis (MBG) dipandang sebagai strategi pemerintah dalam memperbaiki pola konsumsi masyarakat serta meluaskan peluang produksi pangan lokal. Tim Ekspedisi Patriot juga dianggap sebagai implementasi transformasi transmigrasi yang melibatkan 2.000 civitas akademika dari berbagai perguruan tinggi yang ditugaskan untuk menjelajahi potensi ekonomi dalam rangka mendukung Asta Cita di kawasan transmigrasi.
