Diskusi mengenai literasi kembali mendapat perhatian melalui acara Bincang Literasi Pemuda dengan tema “Dakwah dengan Literasi Nyalakan Aksi Generasi Muda Menuju Indonesia Emas 2045” yang diselenggarakan oleh Pengurus Wilayah Pemuda Hidayatullah Daerah Khusus Jakarta. Acara ini dihadiri oleh tokoh literasi seperti Kang Maman Suherman, Mas Imam Nawawi, dan Tamadun Hadi Nur Ramadhan.
Kang Maman Suherman menekankan pentingnya Al-Qur’an sebagai indikator literasi nasional. Dia menegaskan bahwa membaca Al-Qur’an tidak hanya sebagai ritual keagamaan, tetapi juga untuk menginspirasi menulis, meneliti, dan memberikan kontribusi pada masyarakat. Suherman juga menyoroti literasi finansial dalam Islam yang mengajarkan keseimbangan antara kebutuhan dan keinginan.
Muhammad Isnaini dari Hidayatullah DKI Jakarta menekankan bahwa umat Islam memiliki budaya literasi yang kuat melalui Al-Qur’an, yang mengapresiasi dan membangun literasi terus menerus. Forum tersebut juga membahas Rumah Qur’an sebagai pusat literasi dan pemberdayaan masyarakat.
Hadi Nur Ramadhan menjelaskan bahwa literasi Qur’ani adalah kunci bagi peradaban, dengan memahami iqro bismirabbik sebagai hubungan antara ilmu pengetahuan dan spiritualitas. Dia menegaskan bahwa cinta adalah dasar dari literasi.
Imam Nawawi menambahkan bahwa dasar dari literasi adalah cinta kepada yang Maha Mencintai dan cinta dunia, dimana cinta kepada yang Maha Mencintai mengalir sebagai ibadah. Diskusi ini juga dihadiri oleh Slamet Abadi dari Kementerian Agama DKI Jakarta yang menegaskan dukungan pemerintah terhadap upaya penguatan literasi keagamaan dan kebangsaan.
Para narasumber sepakat bahwa generasi muda harus menjadikan literasi Qur’ani sebagai landasan gerakan mereka untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045.
