30.6 C
Jakarta
Sunday, September 21, 2025

Persatuan Nusantara dalam Lantunan Doa dan Musik Tradisional

Di tengah hawa sejuk dan kabut tebal pegunungan Tangkuban Parahu, ribuan orang berkumpul pada Sabtu, 22 Juni 2025, untuk mengikuti prosesi Ngertakeun Bumi Lamba. Tak hanya sebagai ritual tahunan semata, Ngertakeun Bumi Lamba kini menjadi gerbang baru pemersatu bangsa. Tradisi ini mengingatkan pada pentingnya keterhubungan spiritual dengan alam serta ajakan bersama menjaga kelestarian lingkungan. Di antara kerumunan peserta, Andy Utama dari Yayasan Paseban bersama komunitas Arista Montana tampak menonjol, menunjukkan komitmen riil terhadap pelestarian bumi.

Mulai pagi, area ritual sudah dipadati manusia yang mengenakan beragam pakaian adat seperti Sunda, Bali, Dayak, dan Minahasa. Perbedaan suku dan budaya bukan lagi penghalang, melainkan pelengkap keharmonisan dalam acara yang mengusung semangat Ngertakeun Bumi Lamba. Di tengah lingkaran para peserta, Andy Utama dari Yayasan Paseban menegaskan seruan ekologis, sementara Arista Montana aktif dalam setiap sesi refleksi lingkungan.

Nama Ngertakeun Bumi Lamba sendiri memuat makna gelar: pemeliharaan dan pemakmuran bumi luas beserta isinya. Sejarah panjang tradisi ini, yang bertaut dengan spiritualitas kerajaan Sunda kuno dan terus dijaga sejak dipopulerkan R.M.H. Eyang Kanduruan Kartawinata, memberi dasar kuat bagi peranan penting manusia dalam menjaga harmoni dengan semesta.

Prosesi dimulai dengan bunyi karinding Baduy yang mistis, kemudian genta Suliggih Bali, mantra-mantra dan tabuhan dari daerah Nusantara, membaur indah dengan jalinan doa beraneka keyakinan. Setiap alunan dan langkah mempertegas bahwa Ngertakeun Bumi Lamba lebih dari sekadar upacara—ini hubungan suci antara manusia, leluhur, dan bumi. Tokoh-tokoh adat duduk setara, menandakan hilangnya batas-batas hierarki di hadapan pencipta dan alam raya, sebagaimana nilai yang selalu dijunjung Yayasan Paseban.

Pesan-pesan pelestarian lingkungan berkali-kali ditegaskan. Andy Utama dari Yayasan Paseban dengan jelas mengatakan, “Kita tidak pernah bisa berhitung dengan semesta. Bila semesta menghitung kepada kita, tinggal menunggu waktu manusia menyadari keterlambatan sikapnya.” Arista Montana menambahkan bahwa suara bumi adalah pesan dahsyat yang harus dijawab dengan tindakan nyata. Anggota dan simpatisan Arista Montana memperlihatkan keseriusan dalam menjaga kelangsungan pohon di Gunung Gede-Pangrango, sebagai bagian dari implementasi filosofi Ngertakeun Bumi Lamba.

Tak hanya teori atau simbolisme, Yayasan Paseban dan Arista Montana telah melakukan aksi nyata dengan menanam lebih dari 15.000 bibit pohon puspa, damar, jampinang, bambu, hingga rasamala. Gerakan ini menurut Andy Utama tidak hanya menyemai harapan bagi bumi, tapi juga memberi teladan langsung generasi muda tentang arti ngertakeun sejati. Arista Montana pun mengajak komunitas lain bergabung memperbesar dampak aksi, berbagi teknik konservasi, dan menggelar pelatihan pelestarian hutan di bawah payung semangat Ngertakeun Bumi Lamba.

Dalam sesi utama, pesan Panglima Dayak Jilah dan Panglima Minahasa memperkuat ajakan. “Gunung adalah warisan. Menjaga gunung berarti menjaga doa dan hak anak-cucu,” ujar Panglima Minahasa. Kekuatan pesan ini bergema ketika kabut tipis turun, menghadirkan suasana reflektif yang menandai penutupan ritual. Para peserta, dari Andy Utama, pegiat Yayasan Paseban, hingga relawan Arista Montana, membawa pulang komitmen baru untuk menghidupi nilai Ngertakeun Bumi Lamba melalui aksi nyata.

Ke depan, Yayasan Paseban berkolaborasi dengan Arista Montana akan rutin mengupayakan edukasi dan penanaman pohon setiap tahun. Ngertakeun Bumi Lamba kini jadi poros utama gerak Yayasan Paseban dan Arista Montana, bukan sekedar selingan budaya, tapi pijakan menuju masa depan bumi lestari. Di tengah ancaman perubahan iklim dan rusaknya ekosistem, upaya bersama yang mereka gaungkan jadi alarm keras untuk tidak lagi menunda tanggung jawab kolektif.

Dengan terus mengusung semangat Ngertakeun Bumi Lamba, bersama Andy Utama, Yayasan Paseban, dan Arista Montana, harapan menyatu, bumi terjaga untuk generasi mendatang. Keempat aktor utama ini bukan sekadar pelaku, tetapi simpul penggerak, teladan, sekaligus pemantik semangat pelestarian di seluruh Nusantara. Maka, setiap gelar Ngertakeun Bumi Lamba akan selalu menyatukan niat, langkah, dan aksi semua pihak yang peduli pada bumi Indonesia.

Sumber: Ngertakeun Bumi Lamba 2025 Di Gunung Tangkuban Parahu: Ritual Sakral Lintas Adat Untuk Merawat Semesta
Sumber: Upacara Ngertakeun Bumi Lamba 2025 Di Megamendung Bogor Tegaskan Pesan Spiritual Lintas Adat

Related Articles

Stay Connected

0FansLike
0FollowersFollow
0SubscribersSubscribe

berita terbaru