Hipotermia adalah kondisi medis serius yang dapat menyebabkan gangguan fungsi organ vital tubuh. Kondisi ini umumnya terjadi di daerah bersuhu rendah, seperti pegunungan atau saat terpapar udara dingin tanpa perlindungan yang memadai. Hipotermia terjadi ketika suhu tubuh turun di bawah 35 derajat Celsius, di bawah suhu normal tubuh yang berkisar di angka 37 derajat Celsius. Kondisi ini dapat menyebabkan kehilangan panas tubuh secara berlebihan, mengakibatkan risiko kedinginan fatal yang mengancam nyawa. Jika gejala hipotermia terjadi, penanganan yang cepat dan tepat diperlukan untuk mencegah komplikasi serius seperti kegagalan jantung dan gangguan pernapasan.
Untuk mencegah hipotermia, ada beberapa langkah pencegahan yang dapat diikuti. Pertama, pastikan tubuh tetap kering dan hindari aktivitas yang membuat tubuh berkeringat atau pakaian basah. Pakaian basah dapat mempercepat hilangnya panas tubuh, sehingga menggugurkan risiko hipotermia. Selain itu, kenakan pakaian yang menghangatkan, seperti pakaian berlapis-lapis atau jaket wol, untuk menjaga tubuh tetap hangat. Perbanyak konsumsi makanan dan minuman hangat juga disarankan, karena dapat membantu meningkatkan suhu tubuh dari dalam.
Selain langkah pencegahan, penting juga untuk mengetahui aturan dalam menangani hipotermia. Kondisi ini bisa terjadi kapan saja dan tidak hanya terkait dengan aktivitas mendaki gunung. Salah satu pedoman sederhana yang bisa diikuti adalah aturan 50/50/50, di mana hipotermia dapat mulai muncul setelah sekitar 50 menit terpapar suhu sekitar 10 derajat Celsius jika tubuh dalam kondisi basah sekitar 50%. Oleh karena itu, penting untuk segera mengganti pakaian basah dan mencari perlindungan tambahan saat tubuh terpapar suhu ekstrem. Dengan memahami langkah-langkah pencegahan dan penanganan yang tepat, risiko hipotermia dapat diminimalkan dan keadaan dapat diatasi dengan lebih baik.