Dunia balap Formula 1 dihebohkan dengan berita mengejutkan, di mana Christian Horner yang telah memegang peranan penting dalam kesuksesan Red Bull Racing selama 20 tahun terakhir resmi dipecat dari jabatannya sebagai Team Principal dan CEO tim tersebut tanpa alasan rinci yang dijelaskan. Red Bull mengumumkan keputusan tersebut melalui pernyataan resmi di media sosial, namun tetap memberikan apresiasi kepada Horner atas kontribusinya yang luar biasa. CEO Red Bull, Oliver Mintzlaff, mengungkapkan rasa terima kasih atas kinerja Horner yang telah membentuk Red Bull Racing menjadi salah satu tim paling sukses dan menarik di dunia Formula 1.
Horner pertama kali memimpin Red Bull Racing sejak debutnya di grid F1 pada 2005. Di bawah kepemimpinannya, Red Bull meraih delapan gelar juara dunia pembalap dan enam gelar konstruktor, dengan lebih dari 120 kemenangan balapan. Meskipun era keemasan pertama Red Bull bersama Sebastian Vettel pada 2010-2013, di mana tim mendominasi dengan empat gelar juara dunia berturut-turut, disusul oleh dominasi Mercedes selama satu dekade, Red Bull tetap menjadi kekuatan utama, terutama setelah Max Verstappen menjadi juara dunia 2021 dan masih mendominasi hingga saat ini.
Namun, musim 2025 menjadi titik balik dalam perjalanan Red Bull. Performa tim menurun drastis, sementara McLaren kini memimpin klasemen dengan mobil yang lebih kompetitif. Beberapa anggota kunci tim telah pergi, dan spekulasi tentang masa depan Verstappen semakin menguat. Kabar yang beredar mengatakan bahwa pemecatan Horner dilakukan untuk mempertahankan Verstappen di Red Bull, mengingat hubungan Horner dengan ayah dan manajer Verstappen, Jos Verstappen, kurang harmonis belakangan ini. Rumor juga menyebutkan kemungkinan Verstappen pindah ke Mercedes sebelum kontraknya berakhir pada 2028.
Sebagai langkah selanjutnya, Red Bull menunjuk Laurent Mekies, Team Principal Racing Bulls, sebagai CEO baru Red Bull Racing, dengan posisi Mekies digantikan oleh Alan Permane sebagai Racing Director. Meskipun akhir kisah ini terasa pahit, namanya akan selalu diingat dalam sejarah Formula 1 sebagai tokoh penting di balik transformasi Red Bull Racing menjadi tim yang dominan di lintasan.