Telinga Berdenging: Penyebab Dan Faktor Risiko Yang Perlu Diperhatikan
Setiap gangguan kesehatan umumnya memiliki gejala khas yang bisa diidentifikasi melalui diagnosis dan penyebab yang mendasari. Telinga berdenging atau tinnitus merupakan salah satu kondisi yang sering kali ditandai dengan munculnya suara “nging” panjang di telinga yang mengganggu. Fenomena ini dikaitkan dengan berbagai sudut pandang, mulai dari kepercayaan dalam primbon Jawa hingga penjelasan medis.
Di dunia medis, tinnitus terjadi ketika gendang telinga menangkap suara dengan frekuensi yang sangat tinggi. Faktor risiko yang memicu tinnitus dapat berasal dari berbagai kondisi, seperti terlalu sering terpapar suara keras, usia yang semakin bertambah, stres yang tidak terkelola, konsumsi alkohol dan kafein berlebihan, serta kebiasaan merokok.
Individu yang sering terpapar suara keras, seperti personel militer, musisi, atau pekerja pabrik dan konstruksi, berisiko tinggi mengalami gangguan pendengaran yang bisa memicu tinnitus. Selain itu, penurunan kemampuan pendengaran seiring bertambahnya usia juga menjadi pemicu umum tinnitus, terutama pada lansia.
Stres yang tidak ditangani dengan baik, konsumsi alkohol dan kafein secara berlebihan, serta kebiasaan merokok juga dapat memperburuk gejala tinnitus. Gejala telinga berdenging sering kali disertai dengan berbagai jenis suara yang mengganggu, seperti suara gemuruh, siulan tinggi, atau desisan.
Jika Anda merasakan gejala tinnitus yang mengganggu aktivitas sehari-hari, sebaiknya konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan penanganan dan perawatan yang tepat. Meskipun tinnitus lebih sering terjadi pada orang lanjut usia, hal ini bisa dialami siapa saja terlepas dari usia. Oleh karena itu, pemahaman mengenai faktor risiko dan gejala tinnitus dapat membantu dalam penanganan kondisi ini secara lebih baik.