32.4 C
Jakarta
Sunday, September 21, 2025

Reformasi Intelijen Indonesia: Meningkatkan Ketepatan Pengawasan dengan Metode yang Lebih Terorganisir

Reformasi Intelijen Indonesia: Menyikapi Dinamika yang Kompleks

Sebagai mata dan telinga negara, Badan Intelijen Negara (BIN) harus terus berubah mengikuti perkembangan ancaman yang semakin rumit. Dalam menghadapi dinamika keamanan global, regional, dan nasional yang terus berubah, pentingnya Reformasi Intelijen Indonesia semakin terasa.

Baru-baru ini, Program Studi Ilmu Politik Universitas Bakrie Jakarta mengadakan diskusi mengenai “Dinamika Reformasi dan Tata Kelola Intelijen” di Kampus Universitas Bakrie, Rasuna Said, Jakarta, pada 19 Maret 2025. Diskusi tersebut melibatkan banyak pakar dan akademisi untuk membahas tentang lembaga intelijen, sumber daya manusia, teknologi, dan mekanisme pengawasan.

Reformasi Intelijen Indonesia sangat penting mengingat dinamika keamanan yang kian kompleks. Aditya Batara Gunawan, Ketua Program Studi Ilmu Politik Universitas Bakrie, menyoroti pentingnya pengelolaan sumber daya manusia dan mekanisme pengawasan dalam tata kelola intelijen.

Acara tersebut juga membahas berbagai aspek pengawasan terhadap BIN yang perlu ditingkatkan, seperti pengawasan anggaran, operasi intelijen, dan regulasi. Di sisi lain, pentingnya meningkatkan akuntabilitas pengawasan intelijen juga menjadi sorotan utama dalam diskusi tersebut.

Dalam proses reformasi intelijen, Rizal Darma Putra, Direktur Eksekutif LESPERSSI, menekankan pentingnya pengawasan yang lebih akuntabel terhadap BIN. Menurutnya, prinsip akuntabilitas harus tetap ditegakkan demi kontrol demokratis.

Perkembangan kelembagaan BIN di bawah kepemimpinan Budi Gunawan dinilai signifikan, terutama dengan penambahan deputi-deputi baru sebagai upaya meningkatkan adaptasi terhadap perubahan lingkungan strategis. Saat ini, BIN memiliki sembilan kedeputian yang berperan penting dalam menjalankan tugasnya.

Dalam diskusi tersebut, Diyauddin dari Maha Data Lab 45 menyoroti tantangan teknologi yang dihadapi dalam reformasi intelijen Indonesia. Sementara itu, Awani Yamora Masta, Kepala Kantor Internasional FISIP UI, menegaskan bahwa ancaman siber menjadi salah satu tantangan utama dalam intelijen modern.

Urgensi Reformasi Intelijen Indonesia tetap menjadi fokus dalam diskusi tersebut, dengan menekankan perlunya pengawasan yang lebih akuntabel, manajemen sumber daya manusia yang profesional, dan peningkatan teknologi intelijen yang mandiri. Semakin kompleksnya ancaman keamanan membuat reformasi intelijen menjadi kebutuhan mendesak yang harus didorong oleh berbagai pihak.

Sumber: Reformasi Intelijen Indonesia: Pakar Soroti Efektivitas Pengawasan BIN
Sumber: Pakar Soroti Efektivitas Tim Pengawas Intelijen

Related Articles

Stay Connected

0FansLike
0FollowersFollow
0SubscribersSubscribe

berita terbaru