Kepercayaan diri anak perempuan seringkali dihadapi dengan berbagai tantangan dalam menghadapi pengaruh sosial media, tekanan akademis, dan stereotip gender yang masih melekat dalam masyarakat. Namun, para ahli pendidikan dan psikologi sepakat bahwa orang tua memegang peran kunci dalam membentuk kepercayaan diri anak perempuan sejak usia dini. Menurut laporan terbaru dari Asosiasi Psikologi Anak Indonesia (APAI), anak perempuan yang dibesarkan dengan rasa percaya diri cenderung memiliki kesehatan mental yang lebih baik, kemampuan pengambilan keputusan yang matang, serta ketahanan sosial yang lebih tinggi.
Bagaimana sebenarnya orang tua dapat memberikan kontribusi nyata dalam membangun kepercayaan diri anak perempuan? Beberapa cara yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari antara lain adalah memberikan contoh positif tentang kepercayaan diri. Psikolog anak dan keluarga, dr. Mutiara Hapsari, menekankan bahwa anak belajar melalui contoh yang diberikan oleh orang tua. Mendorong eksplorasi dan kemandirian juga merupakan hal penting, di mana memberikan kesempatan untuk mencoba hal-hal baru dapat membantu anak membangun rasa percaya diri. Selain itu, memberikan pujian yang realistis dan konstruktif serta menciptakan lingkungan yang mendukung juga menjadi faktor penting dalam proses pembentukan kepercayaan diri anak perempuan.
Menurut peneliti pendidikan anak, Dr. Nurul Azizah, mendidik anak perempuan agar percaya diri adalah investasi jangka panjang yang akan membawa dampak positif pada masa depan anak. Konsistensi dan kesabaran dalam mendukung perkembangan kepercayaan diri anak perempuan juga menjadi kunci penting dalam proses tersebut. Dengan demikian, peran orang tua dalam membentuk generasi perempuan yang tangguh dan percaya diri dalam era modern saat ini semakin menjadi hal yang krusial. Artikel ini diharapkan dapat menjadi panduan praktis bagi orang tua di Indonesia untuk memberikan dukungan yang layak bagi anak perempuan dalam mengembangkan potensi mereka.