Minggu, 15 September 2024 – 12:35 WIB
VIVA – Menuju derkarbonisasi, atau menekan emisi gas karbon yang dihasilkan dari mesin kendaraan, sejumlah pabrikan mulai berkolaborasi untuk mempercepat lahirnya mobil ramah lingkungan di pasar global.
Baca Juga :
Menjelang Akhir Tahun Lebih dari 23 Ribu Mobil Listrik Terjual di RI
Kerjasama demi percepatan ekosistem kendaraan ramah lingkungan bukan hanya dilakukan oleh perusahaan otomotif, namun juga melibatkan perusahaan teknologi.
Baca Juga :
40 Mobil Listrik Terlaris di Indonesia Selama 8 Bulan Tahun Ini
Seperti yang dilakukan Hyundai Motor Grup bersama LG Energy Solution untuk membuat baterai kendaraan listrik mereka di Indonesia.
PT Hyundai LG Industry Green Power adalah pabrik baterai pertama di Indonesia yang resmi beroperasi di Karawang, Jawa Barat. Produk pertama yang pakai baterai lokal itu adalah All New Kona Electric.
Baca Juga :
Neta X Akhirnya Mulai Diproduksi di Bekasi, Harga Resmi Menyusul
Tempat pembuatan komponen penyimpan energi listrik itu menjadi yang terbesar di Asia Tenggara, dengan menelan investasi sebesar Rp160 triliun yang digelontorkan secara bertahap.
Baterai yang menggunakan nikel sebagai salah satu bahan bakunya itu bukan hanya dimanfaatkan untuk domestik, namun juga sebagai keperluan ekspor baik dalam keadaan terurai, atau utuh mejadi mobil listrik.
Selain itu, kolaborasi Hyundai secara global juga dilakukan oleh beberapa brand. Terbaru ada General Motors, atau GM yang merupakan jenama asal Amerika Serikat.
Melansir Paultan.org, Sabtu 15 September 2024, Hyundai telah menandatangani perjanjian dengan GM untuk mengembangkan, dan memproduksi kendaraan penumpang, atau komersial.
Melalui nota kesepahaman, atau MoU tersebut, kerja sama brand beda negara itu juga bertujuan membuat mesin pembakaran internal, penggerak listrik, hingga hidrogen.
Tujuan dari kawin silang brand asal Korea Selatan, dan Amerika Serikat itu juga untuk menekan ongkos produksi, dan biaya pengembangan, atau riset produknya di masa depan, serta mempercepat lahirnya teknologi, dan produk-produk baru.
“Hyundai dan GM penilaian peluang, dan perkembangan menuju perjanjian yang mengikat akan dimulai segera setelah penandatangan nota kesepahaman,” tulis keterangan resminya.
Mereka juga akan menggabungkan sumber daya yang dimilikinya untuk pengerjaan baja, bahan baku baterai, dan komponen lainnya untuk pengembangan produk ke depan.
Sebelum menjalin kerjasama dengan Hyundai, GM juga sudah melakukan kolaborasi denan Honda Motor Corporation, Ltd, untuk mempercepat produksi mobil hidrogen, yaitu All New Honda CR-V e:FCEV.
Unit daya hidrogen yang menjadi komponen penting dari SUV pelahap zat air tersebut adalah hasil kolaborasi Honda dan General Motor (GM) yang diproduksi di pabrik Fuel Cell System Manufacturing LLC di Brownstown, Michigan, Amerika Serikat.
Komponen berbahan bakar zat air tersebut diklaim lebih awet karena menggunakan bahan yang tahan korosi tinggi dan tahan di suhu rendah. Honda dan GM berusaha efisien untuk menekan ongkos produksi komponen tersebut.
Halaman Selanjutnya
Melalui nota kesepahaman, atau MoU tersebut, kerja sama brand beda negara itu juga bertujuan membuat mesin pembakaran internal, penggerak listrik, hingga hidrogen.