Jumat, 13 September 2024 – 19:02 WIB
Jakarta, VIVA – Tak sedikit perusahaan pembiyaan yang sangat bergantung pada permintaan pembiayaan mobil baru sebagai sumber utama pendapatan. Adanya tren penurunan penjualan mobil, dikatakan cukup memberatkan bisnis.
Baca Juga :
Penurunan Penjualan Kendaraan Bisa Berdampak PHK
Yannes Martinus Pasaribu selaku pengamat otomotif mengungkapkan bahwa penurunan penjualan mobil akan menurunkan kontribusi sektor dalam perekonomian Indonesia.
Hal ini karena bisa berdampak pada penurunan pendapatan pajak, baik dari pajak penjualan maupun pajak kendaraan bermotor.
Baca Juga :
Mazda Pertahankan Momentum Penjualan, CX-60 Jadi Bintang Baru
“Mengingat bahwa industri otomotif memiliki rantai pasok yang panjang, melibatkan berbagai industri pendukung seperti komponen, logistik, dan jasa keuangan. Penurunan penjualan mobil akan berdampak pada industri-industri ini,” ujarnya saat dihubungi VIVA di Jakarta.
Baca Juga :
Chery Ungkap Biang Kerok Penjualan Mobil Nasional Menurun
Menurutnya, penjualan mobil yang lesu ini akan berdampak langsung pada penurunan pendapatan lembaga pembiayaan.
“Penurunan angka penjualan mobil bisa mempengaruhi pendapatan dari lembaga pembiayaan, seperti bank dan perusahaan leasing, yang menyediakan kredit kendaraan bermotor,” ungkapnya.
Ia melanjutkan, “Hal tersebut dapat mempengaruhi profitabilitas dan stabilitas keuangan mereka,”
Sebagai informasi tambahan, Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan mobil di Indonesia tercatat mengalami penurunan pada Januari-Agustus 2024.
Penjualan wholesales mobil nasional mengalami penurunan sekitar 14,2 persen year on year (yoy) menjadi 560.300 unit, dari sebelumnya 675.859 unit.
Halaman Selanjutnya
Ia melanjutkan, “Hal tersebut dapat mempengaruhi profitabilitas dan stabilitas keuangan mereka,”