TANGERANG | JAKARTA
Pada Kamis, 21 Maret 2024, seorang pengemudi yang dikenal dengan inisial IM mengalami ketidaknyamanan saat mengantarkan pesanan dari seorang reseller di Jalan Cikokol, Kota Tangerang. IM bekerja untuk layanan pengiriman Lalamove, dan ia tiba di kantor CV SAS atau Jolee Furniture untuk mengambil pesanan. Namun, setelah menunggu hampir satu jam, barang yang akan dikirim masih belum siap.
Saat barang akhirnya siap sekitar pukul 15:30, IM mengonfirmasi pembayaran kepada pihak toko. Namun, Jolee Furniture mengatakan bahwa pembayaran akan dilakukan di tempat pengiriman, meskipun sebelumnya IM yakin bahwa pembayaran seharusnya dilakukan di toko. Meskipun demikian, IM tetap mengantarkan barang sesuai instruksi.
Setelah mengonfirmasi pembayaran kepada pemesan, IM mendapat respons yang tidak diharapkan dari Jolee Furniture, yang bertanya apakah IM meminta pembayaran tambahan kepada penerima. IM kemudian kembali ke toko untuk mencari klarifikasi terkait kesalahan komunikasi tersebut.
Di toko, IM menemukan bahwa memang terjadi kesalahan komunikasi dari pihak Jolee Furniture. Namun, saat IM menanyakan tentang pembayaran yang belum diterimanya, respon dari pihak toko, terutama Iyus Rusmayanti, tidak menyenangkan. Bahkan, IM merasa direndahkan ketika diminta membawa uang sebesar 100 ribu rupiah yang sebelumnya sudah diserahkan kepada Jolee Furniture.
IM menegaskan bahwa ia hanya ingin mendapatkan haknya sesuai dengan tarif yang berlaku sebesar 40 ribu rupiah sesuai dengan aplikasi Lalamove. Namun, permintaannya diabaikan, dan akhirnya IM mengalami suspensi akun atas tuduhan tidak mengembalikan uang kembalian sebesar 60 ribu rupiah.
“Pihak pembeli juga merasa dirugikan karena ongkos kirim yang diajukan oleh Jolee Furniture sangat tinggi, yaitu 85 ribu, sedangkan di Lalamove hanya 40 ribu,” ujar si pembeli.
Hingga Senin, 25 Maret 2024, Jolee Furniture belum memberikan tanggapan atau klarifikasi terkait insiden tersebut. IM merasa dirugikan dan berencana untuk melaporkan kasus ini kepada pihak berwajib karena merasa telah dirugikan secara finansial dan mengalami gangguan yang berdampak serius pada kehidupan keluarganya.
Kasus ini menunjukkan pentingnya keterbukaan dan kejelasan dalam proses pembayaran antara pihak-pihak yang terlibat dalam transaksi. (TR)
Penulis : il
