Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, dr. Maxi Rein Rondonuwu, mengumumkan penambahan sembilan kasus positif polio tipe 2 di Sampang, Jawa Timur. Penemuan ini berasal dari surveilans aktif setelah wilayah tersebut melaporkan satu kasus lumpuh layu akut akibat polio tipe 2.
Sebanyak 30 sampel random diperiksa oleh pemerintah, di mana 22 di antaranya sudah menunjukkan hasil. Dari hasil tersebut, ditemukan sembilan kasus positif yang saat ini tidak menunjukkan gejala. Untuk mencegah keparahan dan potensi lumpuh layu akut, Kemenkes RI akan memberikan imunisasi tambahan kepada kesembilan kasus tersebut.
Maxi menjelaskan bahwa setiap kali terjadi Kejadian Luar Biasa (KLB), surveilans dilakukan terutama pada anak-anak yang sehat. Di Sampang, dari 30 anak yang diambil sampel, 22 sudah ada hasil dan terdapat 9 kasus positif meskipun belum menunjukkan gejala.
Selain Sampang, daerah lain seperti Pamekasan hingga Klaten juga sedang dalam proses surveilans terkait kasus lumpuh layu akut. Maxi menyatakan bahwa kemungkinan kasus polio muncul di daerah lain dengan cakupan imunisasi yang minim sulit dihindari, sehingga pemerintah terus melakukan surveilans aktif.
Pemeriksaan rutin dilakukan pada pasien dengan keluhan lumpuh layu akut dan jika terdapat potensi terpapar virus polio, pemerintah akan mengambil sampel. Dari temuan di Sampang, di mana sembilan anak ditemukan positif polio, ada kemungkinan virus tersebut sudah bersirkulasi di wilayah tersebut.
Maxi menegaskan bahwa kemungkinan adanya virus polio muncul di wilayah lain selalu ada, dan pemerintah terus berupaya melakukan langkah preventif untuk mengendalikan penyebarannya.
