Alat Berat Impor Dari China Banjiri Industri Tambang Morowali
Suara.com – Tak hanya soal tenaga kerja asing yang membanjiri pekerja tambang di kawasan industri Morowali di Sulawesi Tengah, tetapi sejumlah alat berat seperti truk tambang juga banyak yang impor dari negeri China.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita pun mengakui hal tersebut, dia bilang industri kendaraan dalam negeri seharusnya bisa mengambil peluang agar produknya bisa digunakan pada areal tambang yang saat ini tengah berkembang di Indonesia.
“Kita dorong industri dalam negeri untuk segera menyiapkan produk-produk truk-truk yang sesuai dengan spesifikasi tambang, kita meminta mereka paling tidak bikin assembly line aja dulu di sini,” katanya saat ditemui di Jakarta pada Senin (2/12/2024).
Menurut Agus, kebutuhan truk di sektor tambang cukup besar. Mengingat saat ini sektor batu bara dan komoditas mineral sedang berkembang.
“Karena kebutuhan yang sudah disampaikan besar sekali. Batu bara tumbuh, komoditas lain di mineral juga tumbuh. Saya sepakat itu harus, agar industri kita siap,” katanya.
Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai importasi dari kode HS 87042369 mencapai US$113,07 juta atau setara Rp1,77 triliun. Nilai tersebut merupakan nominal barang yang didatangkan dari China melalui pelabuhan Morowali, Weda, dan Pulau Obi.
Secara rinci, pengapalan dari Morowali mencapai US$18,74 juta atau Rp294,04 miliar, Pulau Obi US$1,18 juta atau Rp18,64 miliar, dan Weda US$93,13 juta atau Rp1,46 triliun.
Adapun, kode HS 87042369 merupakan pengelompokan untuk kendaraan bermotor selain pendingin, pengumpul sampah, tanker, lapis baja, hooklift, dumper; untuk pengangkutan barang, hanya dengan mesin diesel atau semi diesel; g.v.w. > 24 ton & ≤ 45 ton; bukan CKD.
https://www.suara.com/bisnis/2024/02/12/202022/tak-hanya-tka-asing-truk-tambang-buatan-china-juga-banjiri-morowali