Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) mengajak seluruh stakeholder maupun Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) untuk mengoptimalkan kolaborasi dan koordinasi dengan masyarakat guna memastikan kebutuhan perlindungan tenaga kerja dapat dipenuhi. Hal ini disampaikan oleh Wamenaker Afriansyah Noor saat memberikan Sosialisasi Ketenagakerjaan di Jakarta, Rabu (13/12/2023).
Menurut data laporan BPJS Ketenagakerjaan pada tahun 2020, angka Kecelakaan Kerja-Penyakit Akibat Kerja (KK/PAK) terus bertambah setiap tahunnya, dengan angka KK/PAK selama 3 tahun mencapai 722 ribu kasus dan angka fatality dikarenakan KK/PAK mencapai 13.765 korban jiwa.
Afriansyah menegaskan bahwa untuk mengatasi masalah bertambahnya angka KK/PAK, penting untuk meningkatkan kesadaran K3 sebagai bagian budaya kerja di setiap pelaksanaan pekerjaan, baik oleh pekerja maupun pengusaha. Hal ini meliputi membersihkan area kerja sebelum dan setelah bekerja, bekerja sesuai waktu kerja, waktu istirahat yang cukup, serta pemenuhan standar K3 di perusahaan.
Selain itu, penting pula untuk melakukan pembentukan Sistem Manajemen K3 (SMK3), membentuk Panitia Pembina K3 (P2K3), menyediakan sarana dan prasarana standar K3, serta melakukan pelatihan K3. Afriansyah mengingatkan bahwa K3 menjadi kunci utama dalam menjaga produktivitas, karena kecelakaan atau penyakit akibat kerja (KK/PAK) dapat menyebabkan kehilangan waktu kerja produktif bagi pekerja maupun pengusaha.
Afriansyah juga menekankan bahwa jika terjadi kecelakaan atau penyakit akibat kerja, biaya produksi dapat bertambah akibat penggantian tenaga kerja untuk memenuhi target produksi. Oleh karena itu, kesadaran akan K3 sangat penting dalam upaya menjaga produktivitas dan keberlangsungan tenaga kerja.
https://www.suara.com/bisnis/2023/12/13/212417/agar-perlindungan-tenaga-kerja-terpenuhi-kemnaker-terus-mengoptimalkan-kolaborasi-dan-koordinasi
