Home Gaya Hidup 8 Ciri Kucing Sedang Birahi dan Cara Mengatasinya

8 Ciri Kucing Sedang Birahi dan Cara Mengatasinya

0

Bagi pecinta hewan peliharaan, terutama kucing, pemahaman mengenai perilaku hewan kesayangan sangatlah penting. Salah satu fase yang umum dialami oleh kucing adalah masa birahi atau estrus. Kucing betina biasanya mulai mengalami birahi pertama kali pada usia 5-9 bulan, bergantung pada ras, kondisi kesehatan, dan lingkungan sekitar. Mereka termasuk dalam kategori polyestrus musiman, yang berarti dapat mengalami beberapa siklus birahi dalam satu musim kawin, biasanya dari musim semi hingga musim gugur.

Perbedaan dengan kucing betina, kucing jantan tidak memiliki siklus birahi. Namun, perilaku mereka dapat menjadi lebih aktif dan agresif ketika ada kucing betina di sekitarnya yang sedang mengalami masa estrus.

Ada delapan ciri umum yang menandakan bahwa kucing sedang dalam kondisi birahi. Pertama, kucing betina akan sering mengeong dengan suara keras untuk menarik perhatian jantan. Kedua, kucing menjadi lebih manja dan suka menggesekkan tubuhnya pada pemilik atau benda di sekitarnya. Ketiga, kucing akan mengangkat bagian belakang tubuh, menekuk punggung, dan menggeser ekor ke samping sebagai tanda kesiapan untuk kawin. Keempat, kucing akan terlihat gelisah dan sulit diam. Kelima, ada kemungkinan kucing kehilangan nafsu makan selama masa estrus. Keenam, baik kucing jantan maupun betina dapat menyemprotkan urine untuk menandai wilayah dan menarik lawan jenis. Ketujuh, kucing jantan yang belum dikebiri cenderung lebih agresif terhadap sesama jantan saat ada betina birahi di sekitarnya. Dan terakhir, kucing sering menjilati area genital sebagai respons terhadap perubahan hormon serta upaya menjaga kebersihan tubuhnya.

Untuk mengatasi masa birahi kucing, pemilik mungkin dapat melakukan beberapa langkah. Diantaranya adalah sterilisasi pada kucing betina, yaitu operasi pengangkatan ovarium dan rahim. Hal ini permanen dan dapat mencegah birahi sekaligus mengurangi risiko penyakit reproduksi seperti pyometra dan tumor mammae. Selain itu, kastrasi pada kucing jantan juga dapat dilakukan, yaitu pengangkatan testis untuk mengurangi perilaku agresif serta kebiasaan menyemprotkan urine. Ada juga obat hormonal yang hanya bisa diberikan atas anjuran dokter hewan karena berpotensi menimbulkan efek samping. Selain itu, pemilik juga dapat memberikan perhatian ekstra pada kucing untuk membantu mereka lebih tenang, seperti mengajak bermain, memberikan mainan, atau mengalihkan fokus kucing. Penggunaan produk seperti Feliway Diffuser, yang merupakan feromon sintetis, juga dapat membantu menenangkan kucing.

Penting bagi pemilik kucing untuk mempertimbangkan sterilisasi atau kastrasi sebagai langkah jangka panjang. Selain membantu mengendalikan populasi kucing, tindakan ini juga bermanfaat bagi kesehatan hewan peliharaan.

Semua langkah ini dapat membantu pemilik kucing dalam mengatasi masa birahi dan tumbuh kembang kucing yang sehat.

Source link

Exit mobile version