PT Pertamina Hulu Kalimantan Timur (PHKT) tengah menerapkan berbagai inovasi untuk meningkatkan keberhasilan program budidaya jamur di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU).
Program budidaya jamur ini merupakan bagian dari program CSR unggulan PHKT yang disebut Program Semur Cendawan (Semai Jamur dengan Cerdas dan Berwawasan Pangan) di Kelurahan Waru. Program ini sudah dimulai sejak awal tahun 2022 lalu.
Beberapa inovasi yang diterapkan dalam program ini termasuk penerapan Model Bisnis Inti Plusma dan alat inovatif bernama Sterilisasi Media Jamur dalam Bejana (SEMENJANA) yang terbuat dari limbah non-B3 perusahaan.
Suwantono Widji, Manager Kalimantan Field, mengungkapkan bahwa Model Bisnis Inti Plusma merupakan model bisnis kemitraan yang disertai dengan pembinaan dan pengembangan oleh pelaku usaha inti dengan prinsip saling membutuhkan, saling memperkuat, dan saling menguntungkan.
Dalam program budidaya jamur ini, kelompok binaan menjalankan budidaya jamur secara komunal dengan sistem optimalisasi pemanfaatan lahan pertanian. Mereka juga mengaktifkan kembali Kelompok Wanita Tani (KWT) Dahlia yang sebelumnya memiliki keterbatasan akses terhadap kegiatan pertanian.
Selain itu, PHKT juga berhasil menciptakan alat SEMENJANA yang mampu menghemat energi hingga 50% dalam proses sterilisasi baglog jamur. Alat ini bahkan telah didaftarkan untuk mendapatkan paten sederhana di HAKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual).
Selama Program Semur Cendawan berjalan, program ini tidak hanya menghasilkan nilai tambah ekonomi, namun juga berkontribusi pada pemanfaatan limbah serbuk kayu, pengurangan emisi gas rumah kaca, dan efisiensi pada proses sterilisasi.
PHKT bersama anak perusahaan dan afiliasi Pertamina lainnya terus melakukan berbagai inovasi dan aplikasi teknologi dalam menghasilkan energi yang selamat, efisien, handal, patuh, dan ramah lingkungan demi mewujudkan #EnergiKalimantanUntukIndonesia.
https://www.suara.com/bisnis/2023/11/17/062730/dorong-keberhasilan-budidaya-jamur-phkt-implementasikan-inovasi-semenjana
