Kelapa Gading tidak hanya merupakan kawasan hunian modern di Jakarta Utara, tetapi juga dikenal sebagai Kota Sejuta Makanan yang kaya akan sejarah dan kekayaan kuliner. Mulai dari tenda kaki lima hingga restoran ternama, setiap sudut Kelapa Gading menyimpan beragam cerita rasa yang merupakan bagian integral dari identitasnya. Transformasi ini dimulai pada tahun 1975 ketika kawasan tersebut mulai dikembangkan oleh Summarecon. Namun, titik balik terjadi pada tahun 1983 ketika penggagas kawasan, Soetjipto, membawa pedagang kaki lima dari Pecenongan ke Kelapa Gading. Mereka awalnya berjualan di sepanjang Jalan Bulevar sebelum direlokasi ke area yang sekarang dikenal sebagai Summarecon Mall Kelapa Gading atau lebih dulu disebut Pujaserba.
Seiring berjalannya waktu, Pujaserba berkembang menjadi Food Park pada tahun 1989 dan kemudian Gading Food City pada tahun 2000. Usaha kuliner di kawasan ini tumbuh pesat, dengan para pedagang membuka cabang di berbagai ruko dan pusat perbelanjaan. Hal ini menjadikan Kelapa Gading sebagai destinasi utama bagi para pecinta kuliner. Dalam rangka merayakan 50 tahun Summarecon, The Gading Archive (TGA) hadir untuk mengangkat kembali kekayaan kuliner Kelapa Gading sekaligus memberi penghargaan kepada para pelaku industri kuliner yang turut mengukir sejarah rasa di daerah ini.
Director Summarecon, Soegianto Nagaria, menjelaskan bahwa TGA merupakan bagian dari perayaan 50 tahun Summarecon Agung Tbk dan sebagai platform untuk mengapresiasi perjalanan inspiratif dalam pembangunan kawasan terpadu, termasuk Kelapa Gading. TGA hadir dalam bentuk ekshibisi, eksplorasi rasa, dan platform digital yang didedikasikan untuk mendukung keberlanjutan wirausaha kuliner agar warisan kuliner ini tetap dinikmati oleh generasi mendatang. Ada berbagai kategori kuliner dalam The Gading Archive, di antaranya Legendary dan Only in Gading. Ekshibisi ini dapat dikunjungi di Pop-Up Space GAFOY, Summarecon Mall Kelapa Gading, tanpa dipungut biaya, dan akan berlangsung hingga 29 Juni 2025 mendatang.
