Pada malam minggu ini, suasana di teras Masjid Baitul Karim di Kompleks Gedung Pusat Dakwah Hidayatullah Jakarta berbeda dari biasanya. Program Kopiteras Buka hadir untuk memberikan nuansa yang berbeda dengan aroma kopi hangat, tumpukan buku, dan diskusi santai yang menggambarkan pentingnya literasi di tengah generasi muda.
Kopiteras Buka adalah kolaborasi antara Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Baitul Karim dan Pengurus Wilayah Pemuda Hidayatullah Jakarta. Program ini mendapat dukungan dari Ketua PW Pemuda Hidayatullah Jakarta, Adam Sukiman, yang menjelaskan bahwa tujuan dari gerakan ini adalah untuk menyemangati kembali budaya membaca di kalangan generasi muda.
Melalui rangkaian kegiatan seperti diskusi buku, bedah pemikiran, dan dialog interaktif, Kopiteras Buka bertujuan untuk membiasakan generasi muda berpikir kritis, memperluas kosakata, dan meningkatkan kepekaan terhadap realitas sosial. Program ini juga menjadi bentuk perlawanan kultural terhadap arus digitalisasi yang menggerus kemampuan berpikir generasi muda.
Dengan menyatukan nuansa santai dan semangat literasi yang serius, Kopiteras Buka diharapkan dapat menjadi model baru dalam mempopulerkan budaya membaca sebagai gaya hidup yang keren dan berkelas. Adam Sukiman menegaskan bahwa program ini bukan sekadar agenda mingguan, melainkan bagian dari strategi kultural untuk mengembangkan sumber daya manusia melalui literasi.
Program ini juga mencerminkan upaya Masjid Baitul Karim dalam memperkuat peran sebagai pusat peradaban dengan melibatkan masyarakat dalam kegiatan literasi. Melalui berbagai jenis kopi dan kudapan, Kopiteras Buka diharapkan dapat menarik minat masyarakat untuk berkumpul, membaca, dan berdiskusi dalam suasana yang bersahabat.
Ustadz Aghis Mahruri, pengurus DKM Masjid Baitul Karim, menyatakan bahwa program ini lahir dari kepedulian terhadap tingkat literasi yang rendah di masyarakat. Melalui Kopiteras Buka, masjid berharap dapat menjadi pusat pembelajaran yang hidup dan masyarakat lebih senang membaca serta haus akan pengetahuan. Dukungan dari masyarakat dalam bentuk donasi buku dan partisipasi aktif diharapkan dapat memastikan kelangsungan program ini.
