Dr. H. Kyoichiro Sugimoto, seorang pria asal Jepang, telah memeluk Islam selama lebih dari 29 tahun. Sejak memutuskan untuk memeluk agama Islam, ia berkomitmen untuk menyebarkan ajaran Islam di Jepang dan menghilangkan citra negatif yang sering melekat pada agama ini. Salah satu inisiatifnya adalah program “Tonari no Muslim” atau “Tetanggaku Muslim” yang bertujuan untuk membangun pemahaman yang lebih baik antara komunitas Muslim dan non-Muslim di Jepang.
Perjalanan spiritual Sugimoto dimulai dari ketertarikannya pada konsep kehidupan setelah kematian dalam Al-Qur’an. Menyadari kekayaan makna dalam agama Islam, ia memutuskan untuk mempelajari lebih lanjut dan akhirnya memeluk agama ini. Kisah perjalanan masuk Islamnya dimulai pada tahun 1996 ketika ia melakukan perjalanan penelitian ke Bangladesh dan tinggal bersama keluarga temannya di sana.
Dalam usahanya untuk menyebarkan pemahaman Islam, Sugimoto memimpin Chiba Islamic Cultural Center (CICC) di Masjid Nishi Chiba, yang menjadi pusat kegiatan keislaman dan edukasi bagi masyarakat Muslim dan non-Muslim di wilayah tersebut. Selain itu, ia juga menginisiasi program edukasi mengenai jilbab untuk memperkenalkan aspek-aspek Islam kepada masyarakat Jepang.
Meskipun tantangan dalam menyebarkan pemahaman Islam di Jepang masih besar, Sugimoto tetap optimis bahwa dengan interaksi dan edukasi, pemahaman yang lebih baik dapat tercipta. Peningkatan jumlah Muslim di Jepang juga menjadi dorongan bagi terbentuknya berbagai masjid dan musala di berbagai daerah di negara itu. Sebagai mualaf yang menjadi imam dan pendidik Islam terkemuka, Sugimoto merupakan contoh bagaimana seseorang dapat menjadi jembatan dialog dalam membangun pemahaman antara dua budaya dan agama yang berbeda. Dengan dedikasinya dalam edukasi dan interaksi langsung, Sugimoto berusaha menghapus stigma negatif terhadap Islam di Jepang dan membangun masyarakat yang lebih inklusif dan memahami keberagaman.
