Mobil listrik BYD Seagull seharga Rp130 jutaan menjadi tren baru di pasar otomotif China. Mobil ini menonjol karena mampu menawarkan kendaraan listrik yang terjangkau tanpa mengorbankan fitur. Keberhasilan BYD Seagull sebagai mobil paling laris di China membuatnya menjadi ancaman bagi produsen otomotif global. Meskipun populer, mobil ini jarang terlihat di jalanan Shanghai karena aturan pemerintah setempat yang melarang mobil berukuran kurang dari 4 meter dan berharga di bawah 100.000 RMB untuk beroperasi di kota premium seperti Xiantandi. Sebagai gantinya, mobil ini lebih sering dijumpai di kota Suzhou yang merupakan kota Tier-1 baru di China dengan biaya hidup lebih rendah. BYD Seagull, meskipun dijual dengan harga murah, tetap dianggap layak dan fungsional untuk memenuhi kebutuhan mobilitas masyarakat dengan daya beli menengah ke bawah. Kehadiran mobil listrik terjangkau seperti BYD Seagull menjadi tantangan bagi produsen otomotif global dalam merancang dan memasarkan EV murah tanpa bantuan subsidi dari pemerintah, menunjukkan bahwa revolusi kendaraan listrik bisa diwujudkan melalui mobil-mobil sederhana dan kompak yang relevan dengan kebutuhan masyarakat.