Seorang ibu dari anak perempuan autis yang menjadi korban kekerasan seksual dari seorang guru di sekolah berkebutuhan khusus di Tangsel berharap agar pelaku mendapat hukuman yang setimpal. Orang tua korban tersebut mengungkapkan rasa terima kasih kepada pihak Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Tangerang Selatan atas pelayanan yang diberikan. Harapan orang tua korban adalah agar pelaku mendapat sanksi yang layak dan agar pihak sekolah lebih memperhatikan perlakuan guru-guru di dalamnya.
Kisah awal kejadian ini bermula dari perilaku aneh putri korban setelah pulang dari sekolah. Setelah mengalami kejadian tersebut, ibu korban segera menghubungi pihak sekolah untuk melaporkan insiden yang terjadi. Dalam proses penyelidikan, kuasa hukum korban telah melaporkan kejadian tersebut ke Polres Tangsel. Keterbatasan daya ingat korban menciptakan tantangan tersendiri dalam proses perburuan pelaku.
Pihak Malang Autism Center (MAC) juga terlibat dalam membantu membuka tabir kasus kekerasan seksual ini. Dikarenakan karakteristik individu autisme, pemahaman dari psikolog sangat diperlukan untuk memahami kronologis kejadian sebenarnya. Meskipun mengalami keterbatasan dalam komunikasi, HP telah menunjukkan kemampuan luar biasa dalam berbagai kegiatan seni. Harapan dari semua pihak adalah agar kasus ini dapat diselesaikan dengan bantuan terapi dan psikolog untuk mengungkap kebenaran yang sebenarnya. Semoga kasus ini dapat segera dituntaskan.
