Premier Republik Rakyat Tiongkok (RRT), Li Qiang, baru saja tiba di Indonesia untuk melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Prabowo Subianto serta menghadiri acara Indonesia-China Business Reception 2025. Kunjungan ini dianggap penting dalam memperkuat hubungan ekonomi kedua negara, terutama dalam bidang investasi.
Menteri Investasi dan Hilirisasi sekaligus Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Rosan Perkasa Roeslani, menyatakan optimisme atas kedatangan Premier Li Qiang. Peluang besar untuk memperkuat kerja sama ekonomi antara Indonesia dan Tiongkok dipandang akan terbuka lebar melalui perluasan investasi.
Rombongan Premier Li Qiang tidak hanya terdiri dari beliau sendiri, tetapi juga didampingi oleh sekitar 60 pengusaha besar asal Tiongkok. Rosan mengungkapkan bahwa telah terjadi komunikasi awal dengan beberapa pengusaha Tiongkok sebelumnya, termasuk rencana forum bisnis malam yang diadakan oleh Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia yang dihadiri langsung oleh Premier Li Qiang.
Forum bisnis Indonesia-China Business Reception 2025 direncanakan untuk mempertemukan sekitar 100 pengusaha Tiongkok dengan 100 pengusaha Indonesia. Pertemuan ini dianggap strategis untuk menjajaki peluang kemitraan ekonomi baru dan mencapai kesepakatan konkret antara pelaku usaha dari kedua negara.
Pemerintah Indonesia melihat momentum kunjungan Premier Li Qiang sebagai kesempatan untuk memperkuat kerja sama lintas sektor, termasuk perdagangan, infrastruktur, dan energi. Rangkaian pertemuan adalah bagian dari upaya untuk mendorong investasi berkualitas dan memperluas jaringan ekonomi dengan Tiongkok, terutama dalam menghadapi kompetisi global yang semakin ketat.
