Kecelakaan besar terjadi selama peluncuran kapal perusak baru Angkatan Laut Korea Utara di pelabuhan Chongjin pada Rabu, tanggal 21 Mei 2025. Upacara yang seharusnya menjadi simbol kekuatan militer baru negara tersebut malah berakhir dengan insiden serius yang disaksikan langsung oleh Pemimpin Tertinggi Korea Utara, Kim Jong Un. Kapal perang berbobot 5.000 ton dilaporkan mengalami kerusakan pada beberapa bagian dasarnya, mengakibatkan gangguan keseimbangan kapal. KCNA mengungkapkan bahwa kecelakaan ini disebabkan oleh “komando yang tidak berpengalaman dan ceroboh”. Kecelakaan ini tidak hanya membuat peluncuran gagal secara teknis, tetapi juga membuat Kim Jong Un marah besar.
Kim Jong Un secara langsung menyaksikan insiden itu dan langsung mengeluarkan pernyataan tegas. Ia menyebut kecelakaan tersebut sebagai “tindakan kriminal yang disebabkan kecerobohan total” dan menegaskan bahwa kesalahan tidak bertanggung jawab para pejabat yang terlibat akan ditindaklanjuti pada rapat pleno Komite Sentral Partai bulan depan. Kapal perang Korea Utara terlihat miring di perairan, menunjukkan dampak serius dari kerusakan struktural yang terjadi saat peluncuran. Insiden ini terjadi dalam waktu kurang dari satu bulan setelah peluncuran kapal perusak kelas serupa yang bernama Choe Hyon. Media pemerintah Korea Utara menampilkan Kim Jong Un bersama putrinya, Ju Ae, sebagai calon penerus kepemimpinan di masa depan.
Korea Utara sebelumnya membanggakan kapal perusak ini sebagai yang dilengkapi dengan “senjata paling kuat” dan direncanakan mulai beroperasi awal tahun depan. Beberapa analis militer memperkirakan kapal ini dapat membawa rudal nuklir taktis jarak pendek. Meskipun begitu, belum ada bukti bahwa Korea Utara berhasil menyusutkan ukuran senjata nuklir agar dapat digunakan secara operasional dalam platform semacam itu. Insiden ini menjadi perhatian regional dan internasional karena keterlibatan langsung Kim Jong Un dan ambisi militer Korea Utara yang terus berkembang di tengah ketegangan geopolitik di kawasan.