Mimpi tentang seseorang yang telah meninggal merupakan peristiwa psikologis yang sering dialami oleh manusia dalam tidurnya. Psikologi mendefinisikan mimpi sebagai cerminan dari pikiran bawah sadar yang dapat melibatkan berbagai emosi, ingatan, dan keinginan. Mimpi juga berperan dalam pengolahan informasi dan memori otak, terutama saat fase tidur Rapid Eye Movement (REM).
Alasan seseorang bisa memimpikan orang yang telah meninggal bisa sangat bervariasi dari segi emosional dan psikologis. Biasanya, mimpi semacam ini muncul saat seseorang merasa rindu, sedih, atau ketika proses penerimaan terhadap kepergian orang tercinta belum selesai. Para ahli, seperti Dr. Charity Virkler Kayembe dan Dr. Barbie Breathitt, memberikan penafsiran yang berbeda terkait mimpi ini. Kayembe mengatakan bahwa mimpi seperti itu bisa menjadi cara bawah sadar untuk memperbaiki kesan terakhir tentang orang yang telah meninggal, sementara Breathitt melihatnya sebagai pintu gerbang menuju dunia supranatural.
Psikologi memberikan beberapa penafsiran umum terkait mimpi tentang orang yang telah meninggal. Misalnya, mimpi tersebut bisa mencerminkan perasaan kehilangan, rasa bersalah, penyampaian pesan atau pengingat, proses penyembuhan dan penerimaan, atau sebagai simbol perubahan atau transisi dalam kehidupan seseorang. Secara keseluruhan, mimpi ini dapat dilihat sebagai cerminan dari kondisi psikologis dan emosional si pemimpi, baik itu rasa rindu, kesedihan, penyesalan, atau penerimaan.
Ketika seseorang mengalami mimpi semacam ini, penting untuk tidak merasa takut atau khawatir. Sebaliknya, memahami perasaan yang muncul dan makna yang ingin disampaikan oleh bawah sadar bisa membantu dalam proses pengolahan emosi. Momen ini juga bisa menjadi momen reflektif yang membawa ketenangan dan memperkuat hubungan emosional dengan orang yang telah meninggal, meski kini mereka berada di alam yang berbeda.