30 C
Jakarta
Friday, May 16, 2025

Debat Sebagai Simbol Gengsi dan Tekanan Sosial

Model United Nations (MUN) telah mengalami pergeseran makna yang signifikan dalam dunia pendidikan yang semakin kompetitif dan visual saat ini. Awalnya, MUN adalah simulasi sidang Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk mengasah kemampuan diplomasi dan berpikir kritis. Namun, kini MUN menjadi simbol prestise dan ajang pembuktian diri bagi pelajar yang bercita-cita masuk universitas top dunia.

Banyak pelajar merasa tertarik untuk ikut MUN bukan hanya karena isu global, tetapi juga karena FOMO (Fear of Missing Out). Teori perilaku konsumen dari Michael R. Solomon menjelaskan bahwa keputusan seseorang dalam memilih atau mengikuti sesuatu tidak hanya didasarkan pada kebutuhan fungsional, tetapi juga dipengaruhi oleh pengaruh sosial, simbolisme, dan bagaimana seseorang membangun identitas melalui konsumsi.

Nilai simbolik dalam MUN sangat kuat, mengasosiasikan aktifitas MUN dengan identitas sosial yang elit dan global-minded. Banyak siswa terpengaruh oleh lingkungan sekolah, teman sebaya, guru, atau orang tua yang menekankan pentingnya ikut MUN sebagai tanda kecerdasan, kepemimpinan, dan kemampuan melek isu global. Hal ini menciptakan tekanan sosial dan kompetisi simbolik di antara pelajar.

Meskipun MUN memiliki nilai positif seperti kemampuan kritis dan kerja tim, penting untuk mempertanyakan motivasi di balik partisipasi dalam kegiatan ini. Keputusan konsumsi yang baik adalah yang berdasarkan kesadaran dan pemahaman akan kebutuhan diri, bukan sekadar tekanan sosial. MUN seharusnya bukan standar tunggal dalam mengukur kualitas siswa, melainkan dunia pendidikan seharusnya memberikan ruang untuk berbagai bentuk ekspresi dan kontribusi.

Sebelum ikut MUN hanya karena tekanan sosial, penting untuk merenungkan apakah kita benar-benar tertarik pada isu global atau hanya mengikuti tren semata. Aktivitas yang dilakukan seharusnya berasal dari keinginan yang tulus dan reflektif. MUN bukan satu-satunya jalan menuju universitas impian, dan validasi sejati berasal dari kejujuran dengan diri sendiri, bukan dari pengakuan sosial.

Source link

Related Articles

Stay Connected

0FansLike
0FollowersFollow
0SubscribersSubscribe

berita terbaru