Dengan kebijakan pemerintahan Trump yang mengumumkan serangkaian tarif “Liberation Day”, termasuk pajak impor 25 persen untuk mobil dan suku cadang dari luar negeri, saat ini adalah momen yang tepat untuk meninjau mobil-mobil yang paling “Amerika” di pasaran saat ini. Mobil buatan Amerika adalah kendaraan yang komponennya berasal dari AS dan Kanada, tanpa adanya perbedaan kedua negara tersebut menurut American Automobile Labeling Act. Mulai 2 April, tarif 25 persen akan diberlakukan untuk semua mobil impor ke AS. Selain itu, suku cadang mobil seperti mesin dan transmisi juga akan dikenakan tarif yang sama, termasuk jika suku cadang tersebut digunakan untuk kendaraan yang dirakit di AS setelah 3 Mei. Kondisi ini menyebabkan kekhawatiran di kalangan pabrikan otomotif karena rantai produksi global mereka menghadapi ketidakpastian besar.
Di samping itu, kebijakan Trump yang lain yaitu penerapan “tarif timbal balik” pada impor global dengan besaran tarif bervariasi antara 10 hingga 50 persen, tergantung pada negara asalnya. Tarif ini mencakup tarif 34 persen untuk barang dari Tiongkok, 20 persen untuk Uni Eropa, dan 24 persen untuk Jepang. Selain itu, diberlakukan juga tarif dasar 10 persen untuk semua barang impor ke AS dari negara manapun. Kondisi ini mengakibatkan kemungkinan harga mobil impor melonjak drastis, dan konsumen yang kemungkinan besar akan membayar lebih mahal. Meskipun begitu, mobil yang diimpor dalam skema United States-Mexico-Canada Agreement (USMCA) mendapat keringanan sementara, namun aturan baru terkait tarif ini masih harus ditentukan oleh Departemen Perdagangan AS.
Meskipun banyak yang mengira Ford atau General Motors adalah produsen mobil paling Amerika, kenyataannya Tesla memimpin daftar mobil dengan kandungan lokal tertinggi. Tesla Model 3 Performance menduduki peringkat teratas dengan 87,5 persen kandungan lokal, diikuti oleh Tesla Model Y Long Range dan Model Y standar dengan 85 persen kandungan lokal. Peringkat lainnya diisi oleh Ford Mustang GT, Honda Passport AWD, dan Jeep Wrangler Rubicon. Namun, Tesla masih bergantung pada beberapa komponen dari Tiongkok seperti motor dan baterai, yang bisa membuatnya terdampak jika tarif impor semakin ketat. Ketergantungan Tesla pada komponen dari Tiongkok menjadi perhatian, karena stabilitas dalam hubungan dagang menjadi kunci menghadapi periode ketidakstabilan yang signifikan akibat ancaman tarif baru dan kemungkinan aksi balasan dari negara lain.