Pemerintah Indonesia sedang mempersiapkan strategi besar untuk mengelola limbah baterai kendaraan listrik (EV) yang diprediksi akan meningkat dalam beberapa tahun mendatang. Menurut Deputi Bidang Pengendalian Perubahan Iklim dan Tata Kelola Nilai Ekonomi Karbon Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Ary Sudijanto, diskusi dengan berbagai pemangku kepentingan telah dimulai untuk mencari solusi terbaik terkait pengelolaan limbah baterai EV yang dianggap sebagai isu penting dalam beberapa tahun mendatang.
Indonesia saat ini telah memiliki infrastruktur daur ulang yang cukup baik untuk baterai timbal-asam (Pb), namun tantangan terbesar adalah baterai lithium-ion yang banyak digunakan dalam kendaraan listrik. Kapasitas daur ulang untuk jenis baterai ini masih sangat terbatas. Dengan target memiliki 15 juta kendaraan listrik di jalan pada tahun 2030, jumlah limbah baterai yang dihasilkan diprediksi akan mengalami peningkatan drastis.
Pemerintah terus mencari solusi untuk mengatasi tantangan ini dengan membangun sistem pengelolaan yang meliputi pengumpulan, transportasi, hingga daur ulang. Ary menambahkan bahwa pengalaman Indonesia dalam mendaur ulang baterai timbal-asam dapat menjadi dasar untuk pengelolaan baterai lithium-ion yang lebih kompleks. Langkah ini dianggap penting dalam mendukung visi Indonesia untuk mengurangi emisi karbon serta menciptakan ekosistem kendaraan listrik yang lebih berkelanjutan.
Dengan koordinasi yang baik antara pemerintah dan industri, diharapkan sistem daur ulang baterai EV dapat segera terwujud. Menyadari pentingnya pengelolaan limbah baterai EV untuk masa depan yang lebih berkelanjutan, pemerintah Indonesia terus mencari solusi terbaik untuk mengelola limbah dari kendaraan listrik secara efisien dan ramah lingkungan.