Kota Depok adalah sebuah kota yang memiliki sejarah dan asal usul nama yang cukup menarik. Nama “Depok” memiliki beberapa versi asal usul yang menarik, salah satunya adalah berasal dari bahasa Sunda “padepokan” yang berarti pertapaan. Namun, ada juga versi lain yang mengatakan bahwa Depok adalah singkatan dari De Eerste Protestantse Organisatie van Kristenen, yang berarti “Organisasi Kristen Protestan Pertama”.
Sejarah Kota Depok dimulai dengan sosok Cornelis Chastelein, seorang Belanda yang mendirikan komunitas Kristen di wilayah tersebut. Chastelein lahir di Amsterdam pada tahun 1657 dan memiliki karier yang cukup gemilang di Vereenigde Oost-Indische Compagnie (VOC) sebagai seorang saudagar besar. Namun, pada tahun 1691, Chastelein memilih untuk mengundurkan diri dari VOC karena tidak setuju dengan kebijakan eksploitasi terhadap penduduk pribumi.
Setelah keluar dari VOC, Chastelein memutuskan untuk fokus ke dunia pertanian. Ia membeli tanah luas di kawasan Depok pada tahun 1696 dan mengadopsi para pekerja pribumi dengan lebih baik daripada mempekerjakan tenaga kerja secara paksa. Ia juga mendatangkan sekitar 150 budak dari berbagai daerah di Timur Nusantara untuk membantunya mengurus tanah.
Sebelum meninggal pada tahun 1714, Chastelein menulis wasiat yang mengatur pembagian kepemilikan tanahnya. Berbeda dari kebiasaan kolonial pada umumnya, Chastelein memilih untuk mewariskan tanahnya kepada para pekerja yang telah setia bekerja dengannya. Para pekerja yang sebelumnya hidup sebagai budak juga dimerdekakan dan hidup mandiri, menjadi penduduk asli Depok.
Kini, Depok telah berkembang menjadi bagian dari kawasan metropolitan Jabodetabek dan dikenal sebagai salah satu kota modern di Indonesia. Keputusan Chastelein untuk menciptakan kehidupan pribumi yang lebih adil dan manusiawi di Depok menjadi bagian penting dalam sejarah kota tersebut. Jejak sejarahnya masih dapat ditemukan dalam berbagai aspek budaya Depok yang menjadikannya sebagai kota dengan latar belakang sejarah yang unik.
