Selama bulan suci Ramadhan, umat Muslim menjalankan ibadah puasa dengan penuh khidmat dari terbit fajar hingga terbenam matahari. Namun, di kota-kota besar seperti Jabodetabek, keadaan berdesakan di Kereta Rel Listrik (KRL) saat jam berangkat dan pulang bekerja seringkali tak terhindarkan. Hal ini, terutama di gerbong campuran, dapat menyebabkan sentuhan fisik antara penumpang pria dan wanita yang bukan mahram.
Namun, apakah berdesakan di KRL dapat membatalkan puasa Ramadhan? Sebelum kita membahas hal tersebut, penting untuk memahami hal-hal apa yang sebenarnya dapat membatalkan puasa menurut ajaran Islam. Sesuatu yang masuk secara sengaja ke dalam lubang tubuh seperti mulut, telinga, hidung, atau lubang lain dengan disadari, bisa membatalkan puasa. Begitu juga dengan keluarnya air mani secara sengaja atau karena bersentuhan kulit dengan lawan jenis. Selain itu, batasan hubungan antara laki-laki dan perempuan yang bukan mahram juga sangat dijaga.
Dalam Islam, Allah SWT memerintahkan agar laki-laki dan perempuan menjaga pandangan serta kesucian diri untuk menghindari godaan buruk dan hawa nafsu. Bersentuhan fisik seperti berpegangan tangan, berpelukan, atau sentuhan lain yang menimbulkan syahwat atau bahkan zina sangat dihindari dalam agama Islam. Hal-hal ini tidak hanya dapat membatalkan puasa, tetapi juga dapat menimbulkan dosa besar.
Dengan demikian, berdesakan di KRL yang dapat menyebabkan bersentuhan fisik antara laki-laki dan perempuan memang situasi yang tidak diinginkan. Namun, selama sentuhan tersebut tidak disengaja dan tidak menimbulkan syahwat, puasa yang sedang dijalani dapat tetap dianggap sah. Namun, jika sentuhan tersebut menimbulkan syahwat dan berujung pada keluarnya air mani, maka puasa bisa menjadi batal.
Dari penjelasan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa menjaga diri dari hal-hal yang dapat menimbulkan syahwat antara laki-laki dan perempuan adalah penting dalam menjalani ibadah puasa. Sehingga, umat Muslim yang menemui keadaan berdesakan di KRL tetap bisa menjalankan puasa dengan damai selama menjaga niat dan perilaku dengan baik selama perjalanan.