Boikot produk Israel telah menjadi topik sensitif dan kontroversial di kancah dunia internasional. Beberapa negara, termasuk Indonesia, mulai menggalakkan kampanye boikot sebagai bentuk protes terhadap kebijakan Israel di Palestina. Serangan Israel terhadap Gaza pada Oktober 2023 telah menewaskan ribuan warga Palestina, dan serangan terbaru di Rafah, termasuk pemenggalan kepala bayi hidup-hidup, semakin memperkuat dukungan boikot #AllEyesOnRafah di media sosial.
Ajang online seperti Instagram, Twitter, dan Tiktok menjadi tempat bersuara bagi jutaan orang yang geram terhadap tindakan Israel. Boikot produk Israel tidak hanya menekankan pada produk, tetapi juga menyerukan untuk menjauhi artis/artis yang tidak mendukung Palestina. Aksi boikot tetap menjadi bentuk unjuk rasa solidaritas bagi warga Palestina.
Dampak ekonomi dari boikot terutama dirasakan oleh perusahaan yang mendistribusikan produk Israel di Indonesia. Penurunan pendapatan bahkan menurunnya lapangan kerja ikut terjadi. Namun, untuk UMKM Indonesia, boikot produk Israel membuka peluang bisnis baru. Kesempatan bagi UMKM untuk menarik minat konsumen lokal dengan produk-produk lokal yang berkualitas.
Dukungan terhadap UMKM dalam negeri bukan hanya membantu perekonomian Indonesia, tetapi juga mendorong pertumbuhan sektor UMKM. Konsumsi produk dalam negeri tidak hanya membantu Palestina, tapi juga meningkatkan kemandirian ekonomi Indonesia. Masyarakat Indonesia diharapkan lebih sering memilih produk UMKM lokal untuk memperkuat perekonomian negara dan kesejahteraan masyarakatnya.
