Bahlil Lahadalia, seorang pria berusia 48 tahun, memegang peran penting sebagai Ketua Umum Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI). Perjalanan karirnya tidaklah mudah, terutama saat dia bersaing untuk posisi tersebut pada tahun 2015. Pada saat itu, seniornya di Partai Golkar sedang terpecah belah antara dua kubu politik. Namun, Bahlil berhasil memenangkan pertarungan dan meraih posisi tersebut.
Selama masa jabatannya, Bahlil berkembang menjadi mitra strategis Presiden Joko Widodo, terutama dalam konsep ‘Membangun dari Pinggiran’ dan ‘Membangun dari Timur’, yang fokus terutama di Papua. Kehadirannya juga membawa dampak positif dalam pembangunan infrastruktur di daerah-daerah tersebut.
Prestasi lain dari Bahlil adalah saat dia dan Eka Sastra membentuk organisasi relawan sendiri selama kampanye Pilpres 2019. Meskipun Eka Sastra tidak berhasil mempertahankan kursi dalam pemilihan anggota DPR RI di Jabar 3, kerja keras Bahlil dalam organisasi relawan tersebut tetap diakui.
Sebagai Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Indonesia, Bahlil telah meninggalkan jejak digital yang cukup besar dalam lima tahun terakhir. Dengan pengalaman dan kinerjanya yang terbukti, Bahlil kini dipandang sebagai sosok yang akan terpilih sebagai Ketua Umum DPP Partai Golkar. Sebuah langkah besar yang dapat memperkuat partai politik tersebut.
Dengan latar belakang karirnya yang solid dan jejak kerjanya yang terbukti, Bahlil Lahadalia dianggap sebagai kuda tunggangan Presiden Joko Widodo dalam memimpin Partai Golkar ke arah yang lebih baik. Keputusan ini didukung oleh banyak pihak, terutama dari kader-kader Partai Golkar di berbagai daerah, yang melihat Bahlil sebagai pemimpin yang mampu membawa perubahan positif bagi partai dan juga negara.