Seiring pertanyaan dari publik sepak bola nasional mengenai kenapa kebanyakan pengamat dan komentator sepak bola bukan mantan pemain atau pelatih, artikel ini mencoba memberikan pandangan yang menarik. Berdasarkan pengalaman 20 tahun dalam merekrut pengamat dan komentator sepak bola di ANTV, penulis menyaksikan evolusi ini dari dekat. Dulu, stasiun TV seperti TVRI, TPI, dan RCTI memberikan kesempatan luas bagi mantan pemain dan pelatih sebagai pengamat dan komentator sepak bola. Namun, seiring berjalannya waktu, media cenderung memilih pengamat dan komentator yang memiliki penampilan menarik, kualitas bernarasi yang baik, dan jiwa entertain. Meskipun tidak semua pengamat dan komentator sepak bola di luar negeri adalah mantan pemain atau pelatih, banyak di antara mereka adalah jurnalis dan penulis yang ahli dalam analisis dan penelitian. Sehingga, pada akhirnya, yang menilai kemampuan seorang pengamat atau komentator sepak bola adalah publik. Selain itu, bagi mantan pemain dan pelatih yang ingin menjadi pundit, mereka perlu mulai tampil, berinteraksi dengan teman media, dan membangun kehadiran online yang kuat melalui media sosial.