Selasa, 19 November 2024 – 11:14 WIB
New York, VIVA – Produsen mobil Jerman kini ikut waspada menghadapi potensi dampak negatif dari tarif impor yang mungkin diberlakukan oleh Presiden AS Donald Trump.
Baca Juga :
Iran Tegaskan Akan Merespons "Tekanan Maksimum" dengan "Perlawanan Maksimum"
Meskipun Trump belum resmi menjabat, retorika kerasnya mengenai kebijakan tarif impor sudah cukup membuat perusahaan-perusahaan otomotif bersiap-siap menghadapi skenario terburuk.
Menurut laporan Handelsblatt yang mengutip data Marklines, merek Jerman seperti BMW, Mercedes, dan VW mengekspor sekitar 583.000 mobil dari Eropa ke AS setiap tahunnya, serta mengirim 343.000 unit dari Meksiko.
Baca Juga :
Kecaman Keras saat Kabinet Donald Trump Diisi Orang Kristen-Yahudi yang Pro Israel
Jika tarif impor yang saat ini hanya sebesar 2,5 persen dinaikkan menjadi 12,5 persen atau lebih, dampaknya bisa sangat merugikan produsen Jerman. Para ahli dari bank investasi Stifel Europe memperkirakan bahwa kenaikan tarif ini dapat mengurangi laba produsen mobil Jerman antara 11 hingga 15 persen.
Baca Juga :
Pimpinan Muslim AS Kecewa Donald Trump Pilih Kabinet Pro-Irael
Meski demikian, BMW masih tetap optimis terhadap operasi penjualannya di AS. Sama halnya dengan Mercedes dan VW, BMW memiliki fasilitas produksi di Amerika Serikat.
Dikutip VIVA Otomotif dari Carscoops, Selasa 19 November 2024, ketiga perusahaan ini dapat mengalihkan fokus produksi dari Eropa ke pabrik lokal di AS, sehingga bisa mengurangi ketergantungan pada impor. Mereka bahkan berencana untuk menyesuaikan lini produksi di AS agar lebih banyak mobil yang diproduksi secara lokal.
Namun, situasinya lebih sulit bagi merek lain seperti Audi dan Porsche. Seluruh model Porsche yang dijual di AS diimpor dari Eropa, sementara Audi Q5 yang menjadi model terlaris di Amerika diproduksi di Meksiko.
Trump sebelumnya menyatakan niatnya untuk memberlakukan tarif sebesar 200 persen untuk mobil yang diimpor dari Meksiko, yang tentunya dapat merugikan produsen seperti Audi dan Porsche yang tidak memiliki pabrik di AS.
Ketidakpastian kebijakan di AS ini datang di saat yang tidak tepat. Selama bertahun-tahun, AS dan Tiongkok menjadi pasar ekspor terbesar bagi produsen mobil Jerman. Namun, dengan penurunan penjualan di Tiongkok, gangguan di pasar AS menjadi ancaman serius bagi VW, BMW, dan Mercedes
Halaman Selanjutnya
Source : Dok: Audi