26.1 C
Jakarta
Tuesday, December 10, 2024

Indonesia Kalah Saing dengan China dalam Urusan Ini

Sabtu, 5 Oktober 2024 – 11:35 WIB

Jakarta, VIVA – Industri komponen dan aftermarket dunia mengalami pertumbuhan signifikan. Hal tersebut bisa menjadi peluang pasar suku cadang, aksesoris dalam negeri bisa berkembang. 

Baca Juga :

Cara Mudah Pasang Wireless Android Auto atau Apple CarPlay di Wuling dan Hyundai

Berdasar pasar daring global, Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, menjelaskan pasar dari global pasar komponen otomotif aftermarket global diperkirakan tumbuh dari 400 miliar dolar AS pada 2023 menjadi 550 miliar dolar AS pada 2028. 

“Lonjakan ini didorong oleh kemajuan teknologi, bertambahnya usia kendaraan, berkembangnya preferensi konsumen serta pertumbuhan e-commerce,” kata Agus dikutip dalam keterangannya di Jakarta, 5 Oktober 2024. 

Baca Juga :

Kunci Sukses Pelek Lokal di Pasar Otomotif Nasional

Pembukaan pameran modifikasi IMX 2024

Pembukaan pameran modifikasi IMX 2024

Menurutnya, pasar e-commerce komponen otomotif global sendiri diperkirakan akan mencapai 200 miliar dolar AS pada 2027 dengan pertumbuhan tahunan atau CAGR sebesar 14 persen dari 2023 hingga 2027. 

Baca Juga :

Kemenperin Dukung Penuh Industri Modifikasi dan Komponen Aftermarket

Ia mengatakan, industri otomotif nasional mencatatkan pertumbuhan sebesar 2,5 persen sepanjang periode Januari hingga Agustus 2024. 

Dengan rincian, penjualan mobil di dalam negeri sebesar 560 ribu unit dan ekspor 296 ribu unit dalam bentuk CBU dan 30 ribu berbentuk CKD. 

“Artinya, industri alat angkut di Indonesia tetap menunjukkan performa yang stabil dan berkontribusi penting terhadap pasar domestik maupun internasional,” tuturnya. 

Namun sayangnya kata Agus, Indonesia masih kalah jauh dengan negara lain dalam industri aftermarket. China mendominasi dengan market share sebesar 34 persen. 

“Amerika Serikat 28,8 persen, Jerman 11 persen, Jepang sepuluh persen, Italia lima persen, Korea Selatan lima persen, Meksiko 3,5 persen, Perancis 2,5 persen dan India dua persen dan Inggris dua persen,” ucap dia. 

Oleh karena itu kata dia, hal ini harus dimanfaatkan bagi para pelaku industri komponen dan aftermarket untuk bisa berkembang dengan baik. 

“Industri perlu memahami tren terkini dan dinamika pasar,” kata Agus. 

Halaman Selanjutnya

“Artinya, industri alat angkut di Indonesia tetap menunjukkan performa yang stabil dan berkontribusi penting terhadap pasar domestik maupun internasional,” tuturnya. 

Halaman Selanjutnya

Source link

Related Articles

Stay Connected

0FansLike
0FollowersFollow
0SubscribersSubscribe

berita terbaru