Selasa, 1 Oktober 2024 – 09:56 WIB
VIVA – Mobil listrik di Indonesia sudah sangat beragam, berbagai brand mulai dari Jepang, Korea Selatan, Eropa, dan China berlomba-lomba menawarkan produk ramah lingkungan dengan status rakitan lokal, atau impor.
Baca Juga :
Baterai Mobil Listrik Buatan Karawang Ternyata Sudah Dijual ke Negara Lain
Untuk buatan dalam negeri dimulai dari Hyundai Ioniq 5, disusul Wuling Air ev, dan model lainnya seperti BinguoEV, Cloud EV, Chery Omoda E5, MG 4 EV, MG ZS EV, Neta V-II, Hyundai Kona Electric, terbaru ada Neta X.
Baca Juga :
Lokalisasi Mobil Listrik Aion Dimulai Awal Tahun Depan
Sudah banyak mobil listrik buatan lokal, di mana semua produk tersebut menerima insentif dari pemerintah berupa bebas bea masuk, PPnBM, hingga potongan PPN 10 persen, dengan catatan TKDN di atas 40 persen.
Bahkan mobil listrik yang masih berstatus impor juga diberikan keringanan berupa insentif CBU untuk bebas bea masuk, dan PPnBM ditanggung negara. Namun hanya berlaku dua tahun, setelah itu wajib produksi lokal.
Baca Juga :
BYD Recall Dolphin dan Atto3 di China, Bagaimana Nasib yang di RI?
Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia, tercatat lebih dari 30 model mobil listrik yang sudah beredar di pasar. Harga yang ditawarkan juga beragam, mulai dari Rp180 jutaan sampai miliaran rupiah.
Terkait karakter konsumen, dan target pasarnya tentu berbeda-beda dari masing-masing produk. Dan yang menarik jika melihat dari pembeli mobil listrik Hyundai, terkesan orang RI tidak masalah terkait harga.
Pasalnya mobil listrik Hyundai sebagian besar yang menjadi model terlaris adalah tipe tertinggi, bukan hanya terjadi pada Ioniq 5, begitupun dengan All New Kona Electric.
“Varian paling mahal mendominasi 75-80 persen Signature Long Range, jadi agak mengejutkan buat kita. Ini menarik, sering kita dapat pertanyaan competitor harganya lebih murah tertarik enggak, perang harga,” ujar Chief Marketing Officer PT Hyundai Motors Indonesia, Budi Nur Mukmin, dikutip, Selasa 1 Oktober 2024.
Kona Electric baru ditawarkan dalam 5 varian, untuk Kona Electric Style dibanderol Rp499 juta, Prime Standard Range Rp515 juta, Signature Standard Range Rp575 juta, Prime Long Range Rp560 juta, dan Signature Long Range Rp590 juta.
“Saya selalu menjawab harga itu tidak selalu menjadi alasan customer untuk beli mobil, ternyata jawabannya tidak di kita. Jadi itu bukti orang yang beli mobil Hyundai mindesetnya tidak harus murah, tapi kenyamanan,” tuturnya.
Terkait jumlah pemesanan, sejak Kona Electric diluncurkan pada Juli 2024 sampai saat ini angka SPK dari semua jaringan diler Hyundai lebih dari 1.500 unit, dan sebagian sudah dikirim ke konsumen secara bertahap.
“Yang melakukan back order banyak (pembelian kembali), artinya banyak peminatnya. Untuk yang sudah terkirim ke konsumen sekitar 500-an unit,” kata Budi.
Halaman Selanjutnya
Pasalnya mobil listrik Hyundai sebagian besar yang menjadi model terlaris adalah tipe tertinggi, bukan hanya terjadi pada Ioniq 5, begitupun dengan All New Kona Electric.