VIVA – Yamaha NMAX Turbo tidak lagi menggunakan roller, sehingga pulley depan digerakkan secara elektrik melalui dinamo, dan teknologi itu disebut Y-ECVT, atau Yamaha Electric Continuos Variable Transmission.
Baca Juga :
Gak Nyangka Fabio Quartararo Lakukan Ini Setelah Mendarat di Mandalika
Berkat teknologi itu cara kerja pulley membuka, dan menutup ruang untuk mengendurkan, atau mengencangkan vanbelt sangat spontan. Maka tidak heran jika sabuk tersebut dibuat lebih lebar agar lebih kuat.
Baca Juga :
Soal Motor Listrik, Yamaha E01 atau Neo’s yang Duluan Dijual di RI?
Vanbelt yang digunakan pada NMAX Turbo secara dimensi lebih lebar 0,8 mili meter dari NMAX non turbo seperti tipe Neo, Aerox, atau Lexi LX 155. Cara kerja transmisi matik elektrik mirip perpindahan gigi di motor manual.
Terbagi menjadi 3 tingkatan yang bisa diatur secara manual melalui tombol Turbo Y-Shift, yaitu low, medium, dan high. Untuk memaksimalkan teknologi tersebut saat berkendara, Viva Otomotif mencobanya saat touring rute Jakarta-Lembang Bandung.
Baca Juga :
Fabio Quartararo Pede Kembali Podium di MotoGP Mandalika 2024
Tourint yang digelar bersama komunitas itu bertujuan menghadiri acara Yamaha Maxi Day di Lembang, Bandung, Jawa Barat. Pemilihan dataran tinggi dengan tanjakan terjal, dan turunan curam menjadi tempat yang tepat merasakan Y-ECVT.
Saat melewati jalan menanjak, bisa dengan mudah membuat motor tetap melesat kencang layiknya di jalan datar. Salah satunya mengaktifkan S-Mode dengan menekan tombol di sisi depang setang kiri.
T-Mode sendiri memiliki karakter berkendara yang lebih smooth, sementara S-Mode membuat feeling akselerasi menjadi lebih agresif. Adapun ketika pengguna memindahkan mode dari T ke S saat sedang berkendara konstan, maka rpm motor akan naik 500–1.000 rpm.
Memanfaatkan teriakan mesin yang lebih instan, sangat mudah mendapatkan torsi dari putaran bawah. Ditambah ketika kami menekan tombol Y-Shift yang terletak pada bagian bawah setang kiri, motor menjadi lebih responsif dari kondisi normal.
Tapi dengan catatan fitur itu bekerja lebih maksimal setelah deselerasi. Ketika kami mengendurkan gas dengan posisi S-Mode, tombol Y-Shift kami aktifkan secara bertahap, dari level satu sampai tiga terasa motor matik ini seperti sedang engine brake.
Momentum engin brake layiknya transmisi manual tersebut membuat motor instan mendapatkan torsi yang besar dari putaran bawah untuk mendahului kendaraan lain. Terkait level satu, dua, dan tiga di Y-Shift bisa diatur sesuai kondisi, atau kebutuhan.
Bisa juga digunakan dari motor dalam kondisi diam, pertama membuka gas secara cepat untuk auto shift ke satu. Kemudian dilanjut dengan menekan tombol Y-Shift dua sampai tiga kali secara manual, dan cepat (rpm kurang lebih akan mencapai angka 7.000).
Hindari jeda terlalu lama saat melakukan shift 1-3, karena jika rpm sudah tinggi, feeling akselerasi instan tidak terasa. Artinya fitur tersebut tidak bekerja maksimal, bahkan tidak bisa dirasakan efeknya oleh pengendara.
Pilihan kedua bisa dengan membuka gas secara konstan, kemudian tekan tombol shift 1 kali, lalu buka gas secara cepat untuk auto shift ke 2 dan dilanjut menekan tombol shift secara manual dengan cepat untuk shift ke 3.
Jika dengan menekan tombol shift akselerasi dirasa masih kurang, pengendara bisa merubah mode berkendara dari T ke S.
Sementara jika motor dalam kondisi sudah berjalan, dan ingin berakselerasi mendahului kendaraan lain, atau keluar tikungan agar bermanuver lebih agresif. Hal yang perlu dilakukan tutup gas kemudian tekan shift 1–3 kali sesuai kebutuhan.
Kedua buka gas sedikit atau konstan (gantung rpm), lanjut dengan membuka gas secara cepat dan akan terasa dorongan instan. Berbeda ketika deselerasi, jika umumnya saat turunan terjal pengguna matik hanya menekan rem agar laju motor lebih lambat, berkat teknologi Y-ECVT hanya perlu menekan tombol Y-Shift secara bertahap untuk memberatkan laju motor.
Jika sudah begitu secara tidak langsung membantu tugas rem. Di mana kondisi tersebut cendrung berbahaya, karena jika selalu menekan rem di turunan, khawatir cakram terlaku panas, dan akhirnya kampas di balik kaliper tidak mampu mengentikan roda.
Halaman Selanjutnya
T-Mode sendiri memiliki karakter berkendara yang lebih smooth, sementara S-Mode membuat feeling akselerasi menjadi lebih agresif. Adapun ketika pengguna memindahkan mode dari T ke S saat sedang berkendara konstan, maka rpm motor akan naik 500–1.000 rpm.