33.4 C
Jakarta
Friday, October 18, 2024

Gender dan Diaspora Indonesia, Pemerintah Harus Bangun Database Diaspora yang Baik

Dalam sebuah studi tentang Feminisme, Dr. Audra Jovani, seorang Dosen Ilmu Politik dari UKI, menyatakan bahwa terdapat keterkaitan antara seksualitas dan diaspora. Menurutnya, dalam bukunya Metha 2015, terdapat penafsiran yang bias gender dan androsentris terhadap diaspora.

Laki-laki dianggap sebagai subjek maskulin yang mendapatkan hak istimewa karena dianggap mampu beradaptasi dan berregenerasi di tempat atau wilayah baru, sehingga mereka menjadi aktor utama dalam pembentukan diaspora dan memperpetuai maskulinisme. Sementara itu, sistem patriarki memandang wajar jika laki-laki meninggalkan rumah atau wilayah, sehingga perempuan cenderung hanya mengikuti dan bergantung pada laki-laki. Perempuan yang keluar dari rumah atau wilayah dianggap melanggar kodrat dan akan mengalami ketimpangan dalam sistem pembagian kerja.

Dr. Audra menekankan bahwa pemerintah harus memfasilitasi kebijakan dan program yang berfokus pada kerja sama dan kolaborasi di berbagai bidang sosial, ekonomi, budaya, dan diplomasi untuk diaspora Indonesia. Diaspora Indonesia memiliki peran penting dalam mempromosikan keunggulan Indonesia melalui budaya, kuliner, partisipasi internasional, moderasi beragama, dan multikulturalisme.

Selain itu, diaspora juga dapat melakukan investasi, transfer keterampilan dan teknologi, serta menunjukkan solidaritas terhadap sesama diaspora Indonesia. Meskipun diaspora Indonesia menghadapi berbagai tantangan seperti dwi kewarganegaraan, buruh migran, dan TPPO, mereka memiliki potensi yang kuat dalam berbagai bidang.

Dr. Audra menyoroti beberapa contoh perempuan diaspora Indonesia yang telah sukses di ranah publik, seperti Amye Un, Shinta Hernandez, Gadis Arivia, Leli Kuncoro, dan Dewita Soeharjono. Namun, masih terdapat hambatan dalam partisipasi politik diaspora Indonesia dalam pemilu, yang disebabkan oleh jauhnya dari Tempat Pemungutan Suara, birokrasi rumit, kesibukan kerja, dan keengganan karena dampak kebijakan pemimpin terpilih di luar negeri.

Dengan potensi yang dimiliki oleh diaspora Indonesia, terutama perempuan, Dr. Audra menegaskan pentingnya pemerintah melibatkan mereka dalam berbagai inisiatif, dengan langkah pertama adalah membangun database diaspora yang baik.

Source link

Related Articles

Stay Connected

0FansLike
0FollowersFollow
0SubscribersSubscribe

berita terbaru