30.9 C
Jakarta
Tuesday, October 22, 2024

PHE WMO’s Impressive Achievement: Converting 15 Tons of Waste into Briquettes for Salt Furnace Fuel

Bangkalan, Madura adalah salah satu daerah yang menghadapi tantangan serius dalam pengelolaan sampah. Berdasarkan informasi yang dihimpun, setiap hari, kota ini menghasilkan sekitar 104 ton sampah, menciptakan masalah lingkungan yang memerlukan solusi kreatif.

Saat ini terdapat sebuah inovasi yang mengubah pandangan tentang sampah, menjadikannya sebagai sumber energi yang bernilai, dan mendorong pengurangan sampah secara signifikan.

Seiring dengan meningkatnya jumlah sampah, masyarakat di Bangkalan Madura telah menghadapi masalah pengelolaan limbah yang semakin serius.

Namun, dalam situasi yang tampak tak terkendali ini, muncul ide brilian untuk mengubah sampah menjadi briket, yang dapat digunakan sebagai bahan bakar untuk tungku pembuatan garam, yang merupakan sumber utama mata pencaharian sebagian besar penduduk setempat.

Sampah organik dan juga anorganik sangat banyak ditemui di Desa Banyusangka, hal tersebut dikarenakan Desa Banyusangka memiliki kawasan TPI terbesar di Kabupaten Bangkalan, disisi lain kesadaran masyarakat dalam pengelolaan lingkungan juga masih rendah dan seringkali membuang sampah sembarangan.

Banyusangka yang berada di kawasan pesisir juga mendapatkan banyak sampah kiriman dari arus laut, bahkan kondisi ini juga menyebabkan banjir di Desa Banyusangka.

Selanjutnya berdasarkan masalah tersebut dirumuskan inovasi program untuk menjawab permasalahan tersebut.

Inovasi program yang dikembangkan Kelompok Pengelola Garam BumDES Wijaya Kusuma Banyusangka binaan PT Pertamina Hulu Energi West Madura Offshore (PHE WMO) dijawab melalui kegiatan pengelolaan lingkungan di Desa Banyusangka dengan menerapkan pengelolaan sampah yang bekerjasama dengan Rumah Daur Ulang (RDU) De eL Ha Kabupaten Bangkalan.

“Sampah yang telah dikumpulkan oleh kelompok selanjutnya ditukar dengan briket, selanjutnya briket tersebut dimanfaatkan sebagai bahan bakar untuk proses kristalisasi garam,” kata Ubaidillah Husni salah seorang dari Kelompok Pengelola Garam BumDES Wijaya Kusuma Banyusangka saat ditemui wartawan, ditulis Rabu (8/11/2023).

Garam yang diproses dengan evaporasi dengan memanfaatkan briket ini juga memiliki hasil yang lebih putih dan halus. Inovasi ini juga mampu meningkatkan kapasitas produksi mencapai 50kg per hari.

Selain peningkatan produksi garam, teknologi Siram Berbakat ini juga ramah lingkungan dan mampu mengurangi emisi GRK sebesar 85%.

Proyek inovatif ini melibatkan teknologi kristalisasi garam yang unik, menggunakan briket sebagai bahan bakarnya. Sebelumnya, penggunaan briket sebagai bahan bakar untuk tungku garam hanyalah ide sederhana, tetapi kini telah menjadi kenyataan yang berhasil.

Teknologi ini mampu merubah sampah menjadi briket yang efisien sebagai sumber energi, sekaligus mengatasi masalah penumpukan sampah di daerah tersebut.

Manfaat Besar bagi Masyarakat

Dengan penerapan teknologi kristalisasi garam berbahan bakar briket, Bangkalan Madura telah mengalami perubahan besar. Setiap bulan, lebih dari 15 ton sampah berhasil dikurangi, mengurangi tekanan pada lingkungan dan meminimalkan pencemaran. Selain itu, solusi ini juga memberikan manfaat ekonomi kepada masyarakat setempat dengan menciptakan peluang pekerjaan dalam produksi dan distribusi briket.

Upaya Berkelanjutan untuk Masa Depan Lebih Hijau

Proyek ini adalah langkah awal yang luar biasa dalam menciptakan masyarakat yang lebih berkelanjutan. Bangkalan Madura telah menunjukkan bahwa dengan inovasi yang tepat, sampah dapat menjadi sumber daya yang berharga, bukan hanya beban lingkungan.

Proyek ini adalah contoh nyata bagaimana kita dapat mengubah tantangan menjadi peluang, memanfaatkan teknologi untuk menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan ekonomi yang lebih kuat.

“Ini sejalan dengan komitmen perusahaan untuk mendukung kinerja keberlanjutan melalui program Environmental, Social & Governance (ESG) dan mendukung pemerintah mencapai target agenda internasional khususnya Sustainable Development Goals, dimana program ini utamanya berkontribusi pada tujuan no. 8 Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi.” kata GM Zona 11 Muzwir Wiratama.

Dengan demikian, melalui inovasi teknologi kristalisasi garam berbahan bakar briket, Bangkalan Madura telah membuktikan bahwa perubahan positif dapat dicapai jika kita berani berpikir di luar kotak.

Dan bukan hanya mengurangi sampah, tetapi juga menciptakan masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan. Semoga upaya mereka menjadi inspirasi bagi daerah lain untuk menghadapi masalah lingkungan serupa dan mencari solusi yang kreatif.

https://www.suara.com/bisnis/2023/11/08/061204/mantap-binaan-phe-wmo-mampu-urai-15-ton-sampah-jadi-briket-bahan-bakar-tungku-garam

Related Articles

Stay Connected

0FansLike
0FollowersFollow
0SubscribersSubscribe

berita terbaru